Poligami. Satu kata
yang kerap menjadi momok bagi
banyak kaum perempuan. Poligami adalah
sesuatu yang halal tetapi tidak kerap
menjadi pilihan. Bahkan banyak yang
terjerumus untuk membencinya. Tidak akan ada akibat yang terjadi tanpa sebab
terlebih dahulu, bukan?
Pernikahan poligami
banyak mendatangkan masalah? Lalu apakah pernikahan monogami terjamin bebas
dari masalah? Begitu pun sebaliknya. Banyak pernikahan monogami yang mendapatkan
kebahagiaan dunia akhirat, pun dengan pernikahan poligami.
Pertimbangkan segala
sesuatu dengan matang dan tidak tergesa-gesa.
Mungkin saja tulisan
ini tidak dapat mutlak dijadikan acuan, tetapi ada baiknya memerhatikan
beberapa hal ini.
1. Poligami terdapat dalam Al-Qur’an di Surah An-Nissa ayat 3
وَإِنْ خِفْتُمْ أَلَّا تُقْسِطُوا فِي الْيَتَامَىٰ فَانْكِحُوا مَا طَابَ لَكُمْ مِنَ النِّسَاءِ مَثْنَىٰ وَثُلَاثَ وَرُبَاعَ ۖ فَإِنْ خِفْتُمْ أَلَّا تَعْدِلُوا فَوَاحِدَةً أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ ۚ ذَٰلِكَ أَدْنَىٰ أَلَّا تَعُولُوا
Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yang yatim (bilamana kamu mengawininya), maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi: dua, tiga atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (kawinilah) seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki. Yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya.
Karena itu, hati-hatilah. Jangan terlalu membenci karena dikhawatirkan akan terjerumus tidak mengakui bahwa poligami adalah halal.
2. Poligami
dapat menjadi solusi dan dapat juga menjadi sumber masalah dalam sebuah rumah
tangga
Sebelum
melakukan poligami, ada baiknya
menganalisa lebih dahulu secara mendalam apa tujuan dari poligami itu sendiri. Apa
yang menjadi masalah hingga harus melakukan polligami? Apakah poligami nantinya
akan mmenjadi solusi dari permasalahan tersebut atau malah sebaliknya. Karena walau
bagaimana pun, keutuhan rumah tangga dan memberi kebahagiaan kepada semua anggota
keluarga adalah yang paling utama.
Jangan
sampai ada anggota keluarga yang merasa terzalimi. Baik itu istri pertama,
istri kedua atau pun anak-anak karena secara langsung suasana dalam keluarga dapat
memengaruhi tumbuh kembang mereka.
3. Masih
banyak ibadah lain yang lebih utama dari poligami
Poligami
memang termasuk salah satu ibadah, jika dilakukan dengan benar. Seperti yang dicontohkan oleh Ust. Arifin Ilham. Saat ia meminta izin
untuk melakukan poligami pada istri pertama, beliau bilang bahwa tinggal ibadah
poligamilah yang belum ia laksanakan. Dan beliau pun mendapatkan izin untuk
berpoligami.
Ibadah
itu jangan dipilih-pilih. Jangan menutup mata dengan ibadah lainnya hanya
karena menemukan ibadah yang sesuai dengan hati. Jadi seradak
seruduk ikutin gedup jantung yang menggebu-gebu tertutupi hawa nafsu.
Sebelum
melaksanakan poligami ada baiknya menengok sebentar ibadah sholat yang telah
dilakukan. Karena sholat adalah ibadah pertama yang akan ditanyakan saat hari perhitungan nanti. Jika sholatnya baik, maka akan baiklah amalan lainnya. Tapi jika amalan sholatnya buruk,
maka akan buruknya amalan lainnya.
4. Poligami tidak
diawali dengan berpacaran apalagi dengan sebuah perselingkuhan
Segala
sesuatu yang baik harus diawali juga dengan baik. Merasa sholatnya sudah baik
begitu pun dengan amalan lainnya. Lalu berniat melakukan poligami, maka
lakukanlah dengan benar! Tidak peduli apa pun gelar yang ada di belakang nama,
entah itu profesor, doktor, ustaz, da'i tetapi jika melakukan poligami tidak
sesuai dengan aturan yang syar’i? Maka,
BIG NO untuk Anda!
Islam
melarang kita untuk mendekati zina, yaitu berpacaran. Lalu dengan alasan istri
pertama tidak menyetujui poligami maka dengan diam-diam melakukan pendekatan
yang akhirnya kebablasan bahkan terjadi perselingkuhan sebelum pernikahan??? Well,
selamat. Anda telah menggali kuburan sendiri.
5. Bukan hanya
poligami, monogami juga dilakukan oleh
Rasulullah
Sudah pernah
dengar tentang Rasulullah melakukan kehidupan monogami ‘kan? Iya. Selama Siti Khadijah
ra. Masih hidup, Rasulullaah melakukan pernikahan monogami.
Jadi tidak perlu ragu lagi melakukan hidup monogami. Cukup didik istri dan anak-anak yang ada di rumah. Berikan bekal dunia dan akhirat yang cukup. Bahagiakan istri selama di dunia dan bersatu lagi di akhirat nanti dalam sebuah keluarga.
Jadi tidak perlu ragu lagi melakukan hidup monogami. Cukup didik istri dan anak-anak yang ada di rumah. Berikan bekal dunia dan akhirat yang cukup. Bahagiakan istri selama di dunia dan bersatu lagi di akhirat nanti dalam sebuah keluarga.
iyeeeess. Terutama untuk nomor 3 dan 4. Seringkali yang bikin geram ketika melihat kasus poligami adalah karena diawali dengan cara yang tidak tepat. Biasanya suka beralasan daripada zina mending poligami. Lha, kalau memang gak mau berzina, ya jangan didekati. Udha jelas ada yang sah :)
ReplyDelete