Jika ingin merusak satu negara, maka rusaklah kaum perempuannya. Pernah dengar kalimat di atas, Buibu? Saya ngga akan membahas kalimat itu berasal dari mana. Apakah itu berasal dari hadits, apakah hadits itu shoheh atau pun palsu. Tapi coba deh, Bu. Pikirkan berulang-ulang makna dari kalimat tersebut. Termasuk untuk kamu-kamu para gadis cantik yang nantinya pun akan menjadi seorang ibu.
Terlahir sebagai perempuan adalah sebuah keindahan. Tapi penting sekali kita sadari bahwa setiap keindahan itu perlu dijaga. Dijaga dengan sangat hati-hati agar nantinya keindahan itu ngga akan merusak, baik merusak diri sendiri atau juga merusak orang-orang yang di sekelilingnya.
Jujur saya, saya miris melihat berita yang sedang ramai beredar belakangan ini. Di mana banyak sekali netizen yang mencaci seorang ibu hanya karena menyampaikan kritikan bahkan caci maki itu berasal dari usia yang dapat dibilang anak-anak remaja.
Apakah sebagai seorang ibu, kita suka melihat anak kita mengeluarkan kata-kata cacian?
Jawabnya pasti ngga kan, Bu?
Plis, Bu hati-hati. Tanggung jawab kita sangat besar. Kita ngga bisa lalai sedikit pun. Kewajiban kita adalah bagaimana caranya agar anak kita menjadi pribadi yang baik di masa depannya. Anak yang berprestasi tapi juga anak yang memiliki etika dan budi pekerti yang baik.
Sebagai seorang ibu, kebersamaan kita dengan anak tentu lebih banyak dari ayahnya. Dan kita adalah filter bagi anak-anak kita. Etika yang dimiliki seorang anak bisa berasal dari dalam rumah. Awasi apa saja yang mereka tonton, bagaimana informasi didapat oleh anak-anak kita. Apa saja yang mereka lihat dan mereka dengar. Karena itu merupakan salah satu faktor yang akan membentuk karakter anak-anak nantinya.
Jadi pendidikan yang kita berikan sebagai orang tua dan apa yang anak-anak tonton itu sangat perlu dilakukan secara bersamaan dan berkesinambungan. Ngga seperti mencari jawaban mana yang lebih dulu antara ayam dan telur ayam. Muter-muter aja, seakan ngga akan pernah mendapatkan jawaban yang pasti.
Sebagai ibu, kita wajib memerhatikan mulai dari bagaimana anak kita berpakaian. Terutama anak perempuan. Beri pengertian, agar anak perempuan kita dapat menjaga aurat dengan baik, jangan sampai mengundang bahaya juga bagi dirinya sendiri.
Silakan saja anak menyukai sesuatu yang menurutnya bagus. Tapi kita pun harus bisa membimbingnya, mana kebaikan yang bisa diambil dan mana keburukan yang harus dibuang. Dan jangan ragu untuk menegur jika anak kita salah. Kita kenal anak-anak kita sendiri kan? Cari cara yang tepat bagaimana cara menegurnya. Tanamkan rasa percaya diri yang pas padanya tetapi juga siapkan juga anak kita untuk dapat menerima kritikan yang suatu saat tertuju padanya. Karena anak-anak adalah masa depan kita nantinya.
#Odop
#BloggerMuslimahIndonesia
0 Response to "DUHAI, IBU. BERHATI-HATILAH. JANGAN MENCETAK GENERASI ANTI KRITIK"
Post a Comment
Tinggalkan jejakmu di sini :)
Maaf, mohon tidak meninggalkan link hidup di kolom komentar. Thanks.