Doa dan Ikhtiar Untuk Kesehatan Maksimal



Pak Suami adalah salah satu pejuang yang harus keluar rumah setiap hari demi keluarga. Sudah sejak lama, beberapa daerah perkantoran di Jakarta telah aktif kembali.

Jika lihat di berita yang melaporkan bahwa tingkat statistik kasus ini berkurang, belum yakin juga  sih kalau berita itu benar. Sepertinya masih banyak kasus yang nggak terlaporkan.

Bisa saja banyak orang yang nggak tahu kalau dirinya sudah terinfeksi, jadi tidak cek ke rumah sakit. 

Was-was? Tentu dong. Tapi kalau dilihat dari perkembangan situasi di Indonesia, yah you know sendirilah yah seperti apa perkembangannya. Seakan-akan kita tuh berada di tengah-tengah antara pencegahan virus dan juga pencegahan mandegnya perekonomian. Terutama perekonomian rumah tangga saya pribadi sih ya.

Mau mencegah Pak Suami berangkat ke kantor, juga kan nggak mungkin banget. Jadi mau nggak mau, wajiblah mengiringi beliau setiap hari dengan berbagai macam doa. 

Nggak cuma doa aja pastinya, masker dan juga wanti-wanti dari istri setiap pagi jelas diterima oleh Pak Suami.

Di rumah juga, sebisa mungkin saya menyiapkan menu makanan yang menunjang untuk meningkatkan imunitas semua anggota keluarga. Mulai dari sayur, lauk pauk, buah-buahan dan juga susu cair untuk anak-anak. Sedangkan untuk saya dan Pak Suami, kami mengkonsumsi  vitamin untuk daya tahan tubuh.

Kebetulan bulan Desember lalu, Pak Suami kena demam tinggi disertai batuk, lalu besoknya saya pun ikut demam. Aduh, panik dan deg-degan juga jadinya. Apalagi anak-anak di rumah nggak mau lepas, nempel terus sama emaknya ini. Tapi untuk mencegah mereka kenapa-kenapa, mau ga mau saya minta mereka untuk jaga jarak dulu sama kami berdua. Nggak enak juga sih rasanya, nggak bisa peluk-peluk mereka.

Karena tiga hari demamnya nggak juga reda. Akhirnya kami pergi ke klinik. Berobat biasa, terus dikasih obat. Obat habis,  belum ada perubahan? Wajib balik lagi. Ternyata benar, tiga hari masih demam. Kami balik dong ke klinik, dikasihlah surat pengantar untuk rapid dan obat juga tentunya.

Tanpa menunggu lagi, kami segera berangkat ke RS rujukan. Setelah dicek, alhamdulillaah hasilnya negatif. Tapi untuk jaga-jaga, kami tetap stay di dalam rumah, istirahat total dan rutin minum obat. Pak Suami nggak ngantor dulu selama dua minggu. 

Saat itu, selain obat, kami juga minum vitamin daya tahan tubuh. Minum herbal jahe dan nggak putus doa juga. Ya namanya ikhtiar kan, jadi harus maksimal.

Alhamdulillaah setelah dua minggu itu, Allah SWT beri kami kesembuhan dan sampai sekarang masih mendapatkan nikmat sehat.

Sejak itu, selama masa pandemi ini, saya jadi sedikit bekerja keras juga di rumah untuk mencari berbagai macam informasi kesehatan untuk diterapkan pada keluarga.

Biasanya saya cari informasi kesehatan di halodoc. Tinggal download aja aplikasinya di playstore. Di sana saya jadi bisa tau banyak tentang berbagai informasi kesehatan. Mulai dari apa itu virus covid 19, cara penularan dan juga cara pencegahannya. Banyak juga tips-tips kesehatan yang bisa saya terapkan bersama anak-anak. Membaca informasi tentang pola asuh anak, terutama untuk Sulung saya yang sudah mulai masuk masa remaja. Selain itu, ada juga fitur chat dokter untuk kita melakukan konsultasi kesehatan. Ada juga layanan rapid test, beli obat dan mengetahui jadwal kunjungan ke rumah sakit jika memang diperlukan.

Buibu, jangan bosan ingatkan keluarga dan orang-orang dekat bahwa pandemi ini belum berlalu. Kalau ngga penting, tetap di dalam rumah aja. Kalau keluar rumah, jangan lupa pakai masker dan juga tingkatkan imunitas keluarga.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Doa dan Ikhtiar Untuk Kesehatan Maksimal"

Post a Comment

Tinggalkan jejakmu di sini :)
Maaf, mohon tidak meninggalkan link hidup di kolom komentar. Thanks.