Kejadian Tak Terlupakan Sepanjang Hidup

Kejadian Tak Terlupakan Sepanjang Hidup

Menjadi seorang anak perempuan adalah sebuah takdir terindah bagi diri saya. Lahir di tengah keluarga sederhana membuat saya cukup bahagia. Walau semua keinginan tak dapat dituruti tapi saya juga tidak sampai merasakan hidup yang serba kekurangan. 

Perjalanan hidup selalu penuh warna. Senang, sedih, susah, cukup bahkan kurang dan berlebih tetaplah sebuah cobaan. Ada kalanya saya mereview masa-masa lalu yang telah saya lalui. Ini semua karena permintaan teman saya yang sama-sama bergabung dalam Blogger Muslimah Sisterhood. Program yang sedang dijalankan oleh Komunitas Blogger Muslimah ini membuat saya mengingat dan mengulas kisah yang tak terlupakan dalam hidup ini. Saya cukup dekat dengan ibu. Ibu tidak banyak bicara saat marah tapi memiliki sikap dan aura yang mampu membuat anak-anaknya takut.

Sebagai anak perempuan, saat kecil saya termasuk anak yang tomboy. Sukanya pakai kaos dan celana pendek ditambah lagi rambut saya yang selalu dipotong pendek oleh ibu. Alasannya rambut saya terlalu tipis, jadi harus sering dipotong mumpung masih kecil. Yasudahlah pasrah, nurut membawa berkah.
Awalnya saya lahir dan tinggal di daerah Kemayoran Jakarta Pusat. Dan kelas dua sekolah dasar saya pindah ke daerah Cakung di Jakarta Timur. Lingkungan rumah saat kecil masih banyak sawah atau kebon kangkung, tetangga masih berjauhan. Main sama teman pun agak susah jadinya.

Ada satu yang ingat waktu awal pindah saat itu. Pulang sekolah saya sedang asik main dengan teman sekolah, sama-sama perempuan dan tinggalnya tidak terlalu jauh jauh dari rumah saya. Sedang asik-asiknya main, ada satu anak yang beda sekolah ingin gabung bermain. Saya dan teman saya menolak dan pindah tempat main. Ke mana saja kami pindah, anak itu tetap ngikutin. Lama-lama saya merasa kesal, mengambil sebuah batu dan melempar tepat mengenai jidat anak itu. Anak itu nangis karena jidatnya berdarah. 



Masalah itu tentu membuat ibu saya turun tangan, meminta maaf kepada orang tua anak itu dan membawa ke klinik. Ibu sih ngga nanya ke saya masalahnya apa. Karena sepertinya ibu saya melihat kejadian itu awal hingga akhir. Selepas itu, ibu "nyuekin" saya sampai besok pagi. 

Duh....

Kejadian lain yang juga masih saya ingat saat masa kanak-kanak. Ini berbekas banget sampai sekarang. 

Saat menginjak kelas 4 atau kelas lima. Beberapa teman yang seumuran atau pun juga yang lebih tua, seneng banget kalau senin dan kamis sore tiba. Kenapa? Karena ada "Nyak" tukang kue yang lewat. 

Aneka kue Betawi. Mulai dari uli ketan, tape ketan item, ada juga kue geplak. Nah, enaknya lagi kuenya bisa diambil dulu bayar kemudian. Kebetulan Senin sore tukang kue lewat pas saat saya bermain. Teman-teman saya semuanya ambil satu kue yang sepakat akan dibayar kamis sore. 

Saya pun ikutan ambil, saya suka kue geplak harganya dua ratus rupiah. Saat itu saya pikir ngga perlulah bilang-bilang orang tua, karena uang sangu saya satu hari cukup untuk bayar kue itu nantinya.

Hari Rabu tiba, saya masih santai. Kan masih ada satu hari. Begitu Kamis tiba, pagi harinya Ibu buat kue bolu panggang favorit saya. Ada dua pilihan waktu itu, mau bawa kue atau minta uang sangu? Saya pilih bawa kue saja pagi itu. Hingga akhirnya Kamis sore tiba. "Nyak" tukang kue mencari saya sampai ke rumah. 

Mau lari rasanya. Saya diam di dalam kamar sampai tukang kue pergi setelah utang kue saya dibayar oleh ibu.

Saat saya keluar kamar, ibu cuma bilang. "Masih kecil belajar ngutang! Awas kalau begitu lagi yah!"
Dan kena lagi saya dicuekin ibu sampai pagi. 

Kapok.

Subscribe to receive free email updates:

3 Responses to "Kejadian Tak Terlupakan Sepanjang Hidup"

  1. Usil juga mbak Rani zaman kecil, ya. Hehehe ...

    ReplyDelete
  2. Mudah2an sekarang ngga gitu lagi, :v

    ReplyDelete
  3. Ibu kita samaan tuh mba, kalau marah bawaannya pasti nyuekin. Tapi salah sendiri sih, jail amat....

    ReplyDelete

Tinggalkan jejakmu di sini :)
Maaf, mohon tidak meninggalkan link hidup di kolom komentar. Thanks.