Sebagai wanita, kita diberi banyak pilihan. Terutama bagi wanita yang telah menikah. Banyak di antaranya yang "memilih" berada di dalam rumah. Yup, seperti saya.
Selalu berada di dalam rumah mungkin aneh bagi banyak orang. Etapiii... Saya justru menikmatinya lho.
Sejak menikah, saya dan suami memang berkomitmen bahwa urusan menjemput rizki adalah urusan suami. Dan saya menjadi ibu rumah tangga secara penuh. Sesuai kesepakatan itu, maka saat hamil anak pertama saya mengundurkan diri dari kantor tempat saya bekerja.
Saat awal memang agak gimana gitu yah, karena terbiasa pegang uang sendiri begitu di rumah cuma nunggu uang belanja aja. Ya sudah, ikutlah saya dengan sebuah usaha berbasis multilevel yang berujung pada sebuah kejenuhan, karena harus selalu menelan kata-kata motivasi, ya you know laah....
Sudahlah, akhirnya dengan suka rela saya tunduk pada takdir. Wkwkkk....
Tulisan ini bukan untuk menyudutkan teman-teman yang memilih melanjutkan karir lho yah tapi cuma sekedar sharing aja. Tetep salut dengan wanita karir yang bisa mengatur waktu antara pekerjaan dan keluarganya.
Nah, setelah saya mendamaikan diri saya dengan takdir, semakin lama saya semakin menikmati kehidupan yang saya jalani atau bisa saja dibilang semakin terlena kali yah. Hihiiihii....
Soalnya, setelah menikah, saya dan suami diberikan kesempatan untuk belajar agama lebih dalam lagi.
Disesuaikan dengan tema tulisan ini, ada sebuah aturan yang mewajibkan seorang istri sebaiknya berada di dalam rumah. Maka dengan sendirinya semua berjalan baik-baik saja. Saya hanya keluar rumah jika ada urusan penting, seperti, mengantar anak sekolah itu pun sudah dikurangi karena melatih anak pulang sekolah sendiri. Kalau dibilang paling sering saya keluar rumah hanya saat saya menjemur pakaian.
Untuk urusan belanja, saya memilih tidak setiap hari ke pasar. Biasanya saya belanja ditemani suami dan stok sekalian, paling lama biasanya satu minggu untuk di taro lemari es. Untuk belanjaan kecil-kecil biasanya titip suami.
Eh, koq suaminya mau yah?
Oiya duns. Itu bukti cintanya kepada saya. Kemana-mana selalu mengawal. Menyediakan segala keperluan yang saya dan anak-anak butuhkan.
Apakah dengan begitu saya tidak menghargai suami?
Heeeyyy....
Terus berada di dalam rumah pun merupakan bukti cinta saya kepadanya. Karena dia tidak akan merasa was-was meninggalkan saya dan anak-anak saat ia bekerja, dan yakin bahwa tidak akan ada laki-laki lain yang melirik saya. Hahahaaa..., kepedean.
Etapi, dia sendiri lho yang bilang, ngga rela kalau istrinya ada yang lirik. *terdengar posesif kebangetan yah, tapi saya suka. Hehhheehee.... Jadi main cinta-cintaan dah.
Alhamdulillaah juga suami saya telah diberi pemahaman bagaimana caranya menjaga pandangan.
Jadi sekarang kami berdua tinggal belajar untuk istiqomah.
Kemudian banyak yang tanya, apa enaknya berada di dalam rumah terus?
Begini cara saya menikmati kehidupan di dalam rumah.
~ Selalu berpikiran positif.
Namanya juga manusia, apalagi wanita. Mau ngga mau ada aja pikiran negatif yang mampir. Saya tidak mengizinkan pikiran negatif itu berlama-lama dalam otak saya. Langsung usir saja. Karena tidak memberikan manfaat sama sekali jika dibiarkan.
~ Menikmati rutinitas yang ada.
Setiap orang pasti akan menemukan sebuah rutinitas. Pasti akan terasa sangat menjemukan kalau kita tidak menikmatinya.
~ Selalu Bersyukur
Hal ini sering diulang tapi sering juga terlupakan. Percaya deh, berada di dalam rumah itu jauh lebih baik, dibanding suami kita yang bekerja, untuk rebahan tubuh di siang hari itu pasti susah. Kalau saya sih, selesai mengerjakan sesuatu pasti diselingi dengan istirahat.
Eh, ini versi saya lho yah, selaku wanita yang selalu berada di dalam rumah. Dan harus dingat, setiap orang pasti beda pendapat.
Sama mbak...saya keluar rumah biasanya kalo rombongan sama anak2 dan bapaknya. Alhamdulillah bapaknya anak2 juga mau dititipin sesuatu...Ke sekolahnya anak-anak juga sesekali kalau ada rapat atau takziyah. Etapiii...dikasihani juga sama orang, untung saya cuek...hehehhe
ReplyDeleteAku sejak kecil memang terbiasa terpingit LOL
ReplyDeleteKalau gak sekolah ya gak punya temen. Jadi sudah terbiasa untuk menikmati hidup di dalam rumah entah itu sebelum atau sesudah nikah. Dan andalanku biar gak bosen yg penting ada internet. Jadi tiap hari ada aja yang dikerjain. Biar kelihatan sibuk, haha.
Memilih, lalu mensyukuri setiap pilihan itu sesuatu banget mbak... inspiratif... :D
ReplyDeletepoin ketiga: saya banget. :-D
ReplyDeleteMasya Allah, seneng baca tulisannya...smile emoticon. Sama Mbak, saya juga skrg di rumah sejak menikah. Sebelumnya saya karir. Dan sama juga, saya baru merasakan betul2 belajar agama ...
ReplyDeleteSemoga Allah selalu Ridho buat kita yang memilih di rumah, AAMIIN
Saya setuju banget yang terpenting itu adalah selalu bersukur karena dengan bersukur hati kita akan tenang ...
ReplyDeleteTenang ya mbak kalau anak diurus sendiri :)
ReplyDeleteDulu sewaktu belum bekerja, saya menikmati banget rutinitas rumah. Kadang jadi kangen masa itu ada aja kok kesibukannya
ReplyDelete