Marhaban ya Ramadhan. Alhamdulillaah, tahun ini masih bisa bertemu dengan bulan Ramadhan. Semua pasti setuju kenapa Ramadhan kali ini terasa sangat istimewa? Ya karena Ramadhan kali ini kita harus bertarung dengan pandemi.
Pandemi membuat segalanya berbeda, termasuk Ramadhan. Kita umat Islam tentu banyak merasakan kehilangan. Umat Islam yang taat tentunya yah. Saat masjid-masjid harus ditutup, acara-acara kajian pun harus ditiadakan.
Hal ini sangat dirasakan oleh Pak Suami, kalau saya kan memang selalu fokus di dalam rumah termasuk dalam masalah ibadah. Pak Suami termasuk salah seorang yang hatinya terikat dengan masjid (alhamdulillaah, semoga istiqomah). Jangankan saat Ramadhan, sebelum masuk Ramadhan Pak Suami sudah kalang kabut mencari masjid yang buka untuk melaksanakan sholat terutama untuk sholat jum'at.
Tunggu dulu ya. Tolong jangan dianggap suami saya belagu atau tidak taat pada anjuran pemerintah. Penting untuk diketahui, bagi para pecinta masjid situasi seperti ini tentu sangat menyedihkan. Jadi tolong yah, simpan saja nyinyiranmu di dalam hati.
Kemudian saat kita memasuki bulan Ramadhan, tentu banyak rutinitas ibadah yang terasa kurang. Seperti tarawih. Pak Suami biasa ke masjid atau mushola untuk tarawih dan sayangnya tahun ini sangat sulit untuk dilakukan.
Ada pengalaman "lucu" tentang tarawih pada awal ramadhan tahun ini. Pak Suami dan beberapa orang yang aktif di mushola rt kami mencoba untuk tetap menjalankan sholat tarawih. Setelah sholat isya, pintu mushola ditutup dan lampu semua dimatikan. Dari jauh terlihat seperti tak ada kegiatan lain setelah sholat isya tapi di dalamnya ada beberapa orang yang melaksanakan sholat tarawih.
Kemudian apa hasil yang didapat? Keesokan harinya di saat pagi, Pak RT kami mendapatkan kunjungan dari kantor polisi setempat. Marah-marah, Pak Polisi merasa dibohongi. Kenapa masih ada yang tarawih? Maka sejak saat itulah mushola tidak melaksanakan tarawih lagi. Tapi masih bisa disyukuri karena sholat lima waktu masih tetap dijalankan seperti biasa.
Lalu bagaimana dengan Pak Suami? Pak Suami tentu mencari alternatif lain, esoknya ia pergi ke masjid yang juga tak jauh dari rumah. Kondisinya tak jauh beda dengan mushola, setelah sholat isya, pintu di tutup dan lampu semua dimatikan. Namun, ada tempat di masjid yang tidak terlihat dari luar, jadi agak tersembunyi. Di situlah bapak-bapak melaksanakan sholat tarawih. Itu pun dengan cara munfarid tidak berjama'ah dan juga menjaga jarak.
Ya inilah Ramadhan teristimewa bagi kita umat Islam. Semoga saja Allah SWT memasukkan kita ke dalam golongan yang selamat di dunia dan di akhirat.
0 Response to "Ramadhan Teristimewa"
Post a Comment
Tinggalkan jejakmu di sini :)
Maaf, mohon tidak meninggalkan link hidup di kolom komentar. Thanks.