KETIKA NIKMAT PENDENGARAN ITU DICABUT





"Ya, untuk Sulawesi."
Ucapan Pak Suami sesaat setelah menjawab telepon. Tanpa diperintah mata ini mulai berkaca-kaca, lalu berucap,
"kalau kantor baru minta Abi tugas di Sulawesi, tolak aja, Bi. Cari pekerjaan lain."

Pak Suami berhenti sesaat di dekat pintu dan memberikan senyum selebar-lebarnya.
"Bukan ke Sulawasi, tapi serah terima harus secara tertulis."
Lalu aku pun bengong.
"Jauh amat antara izin tertulis sama Sulawesi." Lanjut suami membuat kami berdua pun tertawa bersama.
Astaghfirullah...
Mohon bersabar, ini ujian.

Semalam sebelum berangkat tidur, saya merasakan telinga sebelah kiri seakan tersumpal. Selain tidak nyaman hal ini juga mempengaruhi pendengaran.
Setelah mempertimbangkan banyak hal, terutama soal keuangan *maklum emak kudu hemat.

Biasanya cukup pergi ke puskesmas tingkat kelurahan, tapi karena kami pikir harus pergi ke poli tht, pagi hari kami pun meluncur ke puskesmas tingkat kecamatan Cakung yang jaraknya lumayan dari rumah.

Setelah mengisi pendaftaran, dan mengantri sebentar, akhirnya tibalah saatnya pemeriksaan. Oya, ternyata di sini pun masuk poli umum dulu, tidak langsung masuk poli THT, berbeda dengan puskesmas Tambora Jakarta Barat, tempat Mama Mertua.

Saya pun menjelaskan keluhan yang dirasakan, bahwa sejak semalam saya merasakan telinga seperti tersumbat setelah membersihkan telinga. Kemudian Dokter Cantik melakukan pemeriksaan. 

"Ya ampun, ini kotorannya sudah keras dan membatu. Kamu ga ngerasain gangguan pendengaran, Mba?"

"Ya ada, Dok. Tadi udah bilang dari semalem kan?"

"Oya ya, tadi Mba dah bilang."
Kami tertawa bersama.

Setelah usut punya usut, ternyata metode membersihkan telinga yang saya lakukan selama ini salah. Saya kerap menggunakan cutton bud yang membuat kotoran telinga semakin terdorong ke dalam, menumpuk dan akhirnya mengganggu gendang telinga bekerja dengan maksimal.

Sebenarnya, lilin telinga yang berfungsi untuk melindungi gendang telinga dapat keluar  dengan sendirinya, hanya saja kita yang terlalu kreatif dan tidak sabar dalam melakukan perawatan.

Saran terbaik adalah rutin mengunjungi specialis THT yang bisa kita temui di puskesmas. *biaya terjangkau lho kita aja yang males, eh, saya yang males.

"Kita coba obat tetes dulu ya, Mba. Lihat seminggu, kalau belum ada kemajuan kita ambil tindakan."

Setelah menebus obat di apotik kami pun pulang. Obat tetes segera saya gunakan, hingga malam hari, Alhamdulillah ada sedikit kemajuan.

Ikhtiar sudah dilakukan, tinggal bersabar dan juga berdoa.

Tapi ternyata saya tidak tahan menunggu selama satu minggu. Akhirnya saya segera meluncur ke rumah Mama Mertua saya di daerah Tambora dan segera melanjutkan berobat di puskesmas kecamatan Tambora yang diwarnai dengan kejadian ban motor depan bocor. Duh... 

Pukul setengah dua belas saya sampai. Dengan menyertakan foto kopi KTP, saya pun diterima, tapi untuk kali ini saja, yup hanya untuk pertama kali, karena ada sistem yang mengharuskan warga berobat sesuai dengan domisili sesuai KTP.

Dengan menunggu sebentar, saya pun masuk ke poli THT. 
Telinga saya dibersihkan menggunakan alat yang ada, di semprot air, dan sebagainya. *ga sempet foto dan nanya nama alatnya. Ga enak ih, soalnya pasien paling siang datengnya.

Dan, alhamdulillah, telinga saya kembali normal sekarang.

Oya, jangan ragu untuk berobat ke puskesmas yah.
 Hemat, pelayanannya pun jempol deh.

Subscribe to receive free email updates:

12 Responses to "KETIKA NIKMAT PENDENGARAN ITU DICABUT"

  1. emaakk, makasih banyak sdh share pengalamannya yak, penting mah ini, dan bwt dikau, smoga lekas sembuh ya mak amin

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iyaa, Makasih.
      Alhamdulillah udah sembuh sekarang.

      Delete
  2. :( Semoga cepat sembuh ya..
    ini pelajaran buat aku..
    kalo mau bersihin telinga ke dokter aja deh..
    ngeri juga ya kalo sendiri..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, Mba Ratu. Makasih yah. Kata dokter tht nya minimal 6 bln sekali kita harus periksa kebersihan telinga ke sana.

      Delete
  3. Wah harus lebih hati-hati nih. Thanks for share yah :D

    ReplyDelete
  4. Hu'um, Mba Mimi tantik.

    Ga boleh keasikan ngebersihin telinga

    ReplyDelete
  5. ga sakit ya pas pake alat? soalnya waktu itu adik saya sampai nangis2 gt...

    ReplyDelete
  6. teman saya juga kemarin mengalami hal tersebut mbak. niatnya ngebersihin ternyata malah buat kotoran makin terendap lama di dalam ya mbak. aku padahal sering pakai cotton bud loh :(

    ReplyDelete
  7. Suami saya ini yang suka bersihin pakai cotton bud, padahal sudah saya kasih tahu *malah tsurhat :D

    ReplyDelete
  8. puskesmas saya belum punya poli THT :D.

    ReplyDelete
  9. Proses mengunyah makanan juga sebenarnya berfungsi mendorong kotoran telinga untuk keluar, kecuali yang udah berkerak, wkwkwkkw

    ReplyDelete

Tinggalkan jejakmu di sini :)
Maaf, mohon tidak meninggalkan link hidup di kolom komentar. Thanks.