The Power of Women





Judul Buku: The Power Of Women
Penulis : Muhammad Khairu Tha’mah Halabi
Penerjemah : Abdul Hayyie Al-Kattani, Mujiburrahman Subadi
Penerbit : Gema Insani
Tahun Cetak : 2010
Tebal halaman : 220


Buku ini menceritakan wanita-wanita yang  mendapatkan berita gembira surga selagi masih hidup. Wanita-wanita beriman yang hidup di jaman Rasulullah dan satu orang bukan jaman sahabiyah, dia adalah Maryam ibunya Isa ‘Alaihi salam.

Sesuai judulnya the power of woman, di buku ini diceritakan kekuatan-kekuatan yang luar biasa pada kaum hawa, yang selama ini kita kenal dengan sifat kelemahannya. Bahkan mungkin dengan membaca buku ini, kita baru tersadar dari beberapa hal yang mungkin selama ini tak pernah terpikirkan oleh kita.

Misalnya, tentang Abu Thalib. Kita sudah kenal betul, dengan pengorbanan Abu Thalib dalam membela Rasulullah. Mungkin sampai sekarang tidak ditemukan lagi sebagai pengorbanan seorang paman kepada kemanakan sebagaimana beliau. Bahkan sampai hampir meninggal pun, beliau masih saja mengkhawatirkan keadaan kemanakannya.

Pernahkan kita terpikir bagaimana dengan istri beliau? Aku sendiri tidak pernah terpikir. Dengan buku ini terbukalah pengatahuan dan kesadaran baru. Iya memang sejarah banyak mengulas, Abu Thalib lah yang memelihara Rasulullah semenjak kakeknya meninggal, tapi aku sendiri baru sadar, bahwa pengasuhan dan pendidikan tentu lebih dekatlah kepada seorang perempuan karena laki-laki sering bekerja di luar rumah. dan ternyata selama ini yang juga sangat besar peranannya dalam mengasuh dan merawat Rasulullah adalah istrinya, yaitu Fathimah binti Asad.

Membaca cerita tentang Fathimah, tak jarang membuat air mata berderai. Abu Thalib bukanlah orang yang kaya dan mereka punya mempunyai anak yang cukup banyak yaitu empat orang, kendati demikian hal itu tidak menyurutkan Fathimah untuk memelihara Rasulullah yang waktu itu masih kecil, bahkan kasih sayang  Fathimah binti Asad kepada Rasululullah melebihi daripada anak-anaknya sendiri karena Fathimah sangat merasakan kesedihan Rasulullah yang yatim piatu. Sering mereka tidak menyentuh makanan (karena sedikitnya persediaan) sebelum Rasulullah menyentuh makanan itu.

Baca juga Resensi Buku Karena Hidup (Tak Selalu) Indah 

Ketika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam menyeru kepada ketauhidan, Fathimah binti Asad langsung menyambut seruan itu dan mengajak anak-anaknya kepada Islam karena Fathimah sangat mengenal sifat Rasulullah.

Ketika Rasulullah telah menikah dengan Khadijah, keadaan ekonomi Rasulullah berubah jadi lebih baik, sedangkan kondisi keluarga Fathimah masih dalam kemiskinan. Rasulullah yang memiliki akhlak yang paling mulia, beliau selalu ingat akan jasa keluarga Fathimah binti Asad kepada beliau, hingga saat beliau berkecukupan beliau mengasuh salah seorang anak Fathimah binti Asad. Jika ada kelebihan rezeki, beliau selalu ingat Fathimah binti Asad.
Bagi beliau Fathimah binti Asad sudah seperti ibunya sendiri, bahkan di buku ini menjelaskan, saat Fathimah binti Asad meninggal, Rasulullah melepaskan gamisnya dan meletakkan di bawah kain kapan Fathimah binti Asad. Dan masih banyak lagi sifat dan keistimewaan memukau yang dimiliki oleh Fathimah binti Asad radhiyallahu.

Lalu kisah istri Abu Bakar, yaitu Ummu Ruman. Dipastikan hampir setiap muslim tau siapa Abu Bakar. Pengorbanan dan kecintaannya kepada Rasulullah yang sangat luar biasa. Pernahkah terpikir oleh kita bagaimana peranan istri beliau saat itu? Andai posisi itu diletakkan ke kita, mungkin kita tidak akan sanggup, ditinggalkan terus menerus demi agama. Mungkin kita tidak akan sanggup, suami kita berkorban demi sahabatnya sampai habis-habisan, bahkan mungkin sebagian pernah membaca cerita Asma yang membohongi kakeknya, dengan meletakkan batu-batuan di tempat Abu Bakar menyimpan harta, padahal saat itu tidak ada sepeser pun harta yang ditinggalkan untuk keluarga demi membantu Rasulullah. Andai itu kita, mungkin kita tidak akan sanggup.

Belum lagi tentang Aisyah. Siapakah yang mendidik Aisyah? Lalu bagaimanakah peranan beliau sebagai seorang mertua, dalam lingkup keluarga Rasulullah. Dan bagaimana peranan beliau, mendampingi putrinya, di saat putrinya terkena fitnah selingkuh. Berita yang paling memilukan, apalagi dalam keluarga kenabian.

Ah, tidak mungkin aku bisa menceritakan keistimewaan-keistimewaan Ummu Ruman di sini. Belum lagi cerita-cerita memukau sahabiyah-sahabiyah lainnya seperti adalah Ummu Aiman, (wanita pengasuh Rasulullah), Ummu Umarah, Asma binti Abu Bakar, Ummu Waraqah, Ummu Haram, Ummu Ammar, Ummu Sulaim, Ummu Sa’ad Al-Anshariyah, Ummu Muhammad, Ummu Hisyam, Ummu Mundzir, Ummu Amir, Ummu Ruman, Maryam, dan Al-Fariah binti Malik.
Buku ini mengajarkan kita banyak hal sebagai seorang istri, ibu, mertua bahkan dalam sosial. Di sini pula, kita tau seperti apakah keimanan, pengorbanan, kasih sayang, kekuatan bahkan emansipasi di jaman mereka.

Buku ini dituliskan berupa dialog antara seorang ayah dan putranya. putranya bertanya banyak hal dan sang ayah menjawab dengan bahasa yang ringan agar dimengerti oleh anak, maka dapat dipastikan kita pun akan memahaminya.
Buku ini sangat cocok bagi kita yang ingin mencari sosok inspirasi, mencari gairah dalam Islam dan ibadah dan juga cocok untuk dijadikan cerita untuk menemai anak-anak sebelum tidur.

Tulisan ini diikut sertakan ISLAMIC READING CHALLENGE 2015


Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "The Power of Women"

Post a Comment

Tinggalkan jejakmu di sini :)
Maaf, mohon tidak meninggalkan link hidup di kolom komentar. Thanks.