Apa Jadinya Jika Tanpa Sistem Kekebalan Tubuh?

Apa Jadinya Tanpa Sistem Kekebalan Tubuh?

Di dalam tubuh manusia, Allah berikan sistem kekebalan tubuh. Sistem kekebalan tubuh atau sistem imun, merupakan sistem perlindungan yang dilakukan oleh sel dan organ khusus pada suatu organisme dari pengaruh luar biologis. Sistem kekebalan tubuh yang kuat akan melindungi tubuh dari infeksi bakteri, virus, menghancurkan sel kanker dan zat asing lainnya. Sebaliknya, jika sistem kekebalan tubuh melemah, maka kemampuannya melindungi tubuh berkurang sehingga mudah terserang berbagai penyakit dan melemahnya kemampuan penyembuhan diri.

Lalu apa jadinya, jika manusia tanpa dilengkapi sistem kekebalan tubuh?



Hal ini, Allah perlihatkan pada kita melalui seorang bocah dari Texas, David Vetter anak ketiga dari pasangan David Joseph Vetter dan Carol Ann Vetter.


David Vetter lahir dengan kondisi cacat timus, yaitu suatu penyakit gangguan sistem kekebalan tubuh akibat kelainan genetik. Yang sebelumnya kakaknya David Vetter telah meninggal akibat penyakit yang sama.

Hanya beberapa detik setelah lahir, David Vetter dimasukkan ke dalam ruang isolasi steril berupa gelembung yang telah di siapkan berbagai keperluan David Vetter seperti pakaian, popok, makanan dan minuman. Dan David Vetter harus tingal di rumah sakit untuk mendapatkan perawatan yang intensif.

Orang tua David Vetter berusaha keras agar ia dapat hidup bahagia dengan memperlakukannya dengan normal seperti anak lainnya. Di dalam gelembung David Vetter mendapatkan pendidikan dan juga disediakan mainan dan televise, namun semua itu tetaplah tidak dapat membuat David Vetter bahagia sepenuhnya di ruangan yang sempit.



Pada usia 6 tahun, David Vetter dapat keluar dari gelembung dengan memakai baju yang dirancang khusus oleh Nasa (badan antariksa Amerika Serikat), sehingga ia dapat melangkah dan keluar bermain dengan anak-anak lainnya.

Untuk keluar dari ruang gelembong, David Vetter harus merangkak melalui sebuah terowongan yang terisolasi. Dan setiap kali David Vetter selesai menggunakan baju khusus tersebut, maka petugas akan melakukan serangkaian langkah untuk mensterilkannya.

Pada Oktober 1983, saat itu usia David Vetter 12 tahun, ia mendapatkan donor tulang sumsum dari kakak perempuannya, Katherine. David masih ditempatkan di gelembung sambil berharap cemas menunggu hasil operasi tranplantasi. Namun, ternyata tulang sumsum kakaknya tidak cocok dengan tubuhnya.

Pada bulan Februari tahun 1984, David terserang penyakit panas dan muntaber, sehingga badannya kurus karena banyaknya cairan tubuh yang hilang. Dokter pun terpaksa mengeluarkan David dari gelembung dan menempatkannya di ruangan khusus yang sangat dijaga kesterilannya.

Ketika dirawat di ruang khususnya inilah, akhirnya ia bisa merasakan belaian kasih sayang orang tuanya dan kakaknya yang selama ini tidak ia dapatkan selama berada di dalam gelembung.

Namun kondisi membahagiakan itu tidak berlangsung lama, karena David terserang penyakit yang lebih serius dan membuatnya berada dalam kondisi kritis.

Tanggal 22 Februari ia menutup mata dengan keadaan bahagia, karena sempat merasakan kasih sayang keluarganya.

Kehidupan dan kematian David menyumbangkan pengetahuan baru mengenai penenangan penyakit SCID (Severe Combined Deficiency Syndrome ). Hal ini karena dokter menemukan sesuatu yang menggembirakan yaitu menemukan sel-sel yang berfungsi dalam sistem kekebalan tubuh. [1]

Semoga kisah ini membuat kita semakin bersyukur dan taat kepada Allah, karena Allah telah menciptakan kita dengan kondisi yang sehat dan dilengkapi sistem kekebalan tubuh. Betapa dalam satu detik saja, kita telah mengecap berjuta-juta nikmat dari Allah Subhanahu wata’ala.
Allahumma a’innaa ‘alaa dzikrika wa syukrika wa husni 'ibaadatika.






[1]Dari berbagai sumber

Subscribe to receive free email updates:

4 Responses to "Apa Jadinya Jika Tanpa Sistem Kekebalan Tubuh?"

  1. Allahumma a’innaa ‘alaa dzikrika wa syukrika

    ReplyDelete
  2. terharu, aku bersyukur
    mksh ya
    @guru5seni8
    http://hatidanpikiranjernih.blogspot.com

    ReplyDelete
  3. sama-sama, Mbak Tyaseta Sardjono
    terima kasih juga berkenan mampir

    ReplyDelete

Tinggalkan jejakmu di sini :)
Maaf, mohon tidak meninggalkan link hidup di kolom komentar. Thanks.