Kita bisa membeli rumah, memilih tempat yang sesuai dengan keinginan atau pun sesuai dengan kedudukan yang kita miliki. Tetapi kita tidak akan pernah bisa membeli tetangga.
Tetangga yang baik itu susah dicari. Apalagi tetangga yang bermanfaat. Memiliki tetangga yang baik dan bermanfaat adalah rezeki yang patut disyukuri. Seperti yang saat ini saya alami.
Tetangga Pengganti Kedua Orang Tua
Kakek Muhammad adalah tetangga sekaligus penyewa sebuah kamar di rumah saya. Letaknya tepat di samping rumah. Kakek Muhammad tinggal bersama istrinya, Nenek Junaesah yang juga tak kalah baik orangnya. Mereka berdua membuka warung kecil yang menjual kebutuhan rumah tangga sehari-hari. Kedua anak mereka sudah menikah dan tinggal terpisah.
Tujuh belas tahun lamanya kami bertetangga. Jika ada pemilihan tetangga terbaik, maka Kakek Muhammad adalah pemenangnya. Karena apa? Karena Kakek Muhammad adalah orang yang ringan tangan. Bukan hanya kepada saya, tetapi juga pada tetangga lain yang berada di sekitar rumah.
Kakek Muhammad ini tidak bisa diam, kreatif dan hobi sekali ketak-ketok. Sekedar informasi, daerah rumah saya ini rawan sekali banjir. Jadi pintu, kursi, meja atau lemari cepat sekali rusak. Biasanya para tetangga tidak segan meminta tolong Kakek untuk memperbaiki. Begitu pula dengan masalah listrik, selama Kakek mengerti dan tidak mengganggu waktu ibadah Kakek pasti bersedia membantu.
Untuk orang-orang yang sudah dikenal dengan baik, seakan tidak perlu lagi berucap minta tolong padanya. Cukup cerita saja saat ngobrol bareng di pagi atau sore hari, maka dengan sigap, Kakek Muhammad akan segera membantu.
Pernah di suatu pagi sebelum saya berangkat mengantar anak ke sekolah, saya bercerita bahwa kamar di lantai atas bocor. Begitu saya pulang dari sekolahan, Kakek sudah berada di atas genteng sedang memperbaiki genteng kamar yang saya ceritakan tadi. Melihat Kakek berada di tempat setinggi itu, saya agak ketar ketir juga karena saya tidak bisa ikut membantu. Tapi tak berapa lama Kakek selesai dan segera turun.
Ada satu hal lagi tentang Kakek yang paling berkesan bagi saya. Sewaktu mendiang Bapak saya masih hidup, Bapak harus menjalankan terapi setiap hari untuk mengobati penyakit stroke. Terapi itu harus dilakukan setiap hari selama tiga bulan. Saat itu, saya bingung siapa yang bisa mengantar Bapak. Suami kerja dan saya baru saja punya bayi. Tidak mungkin rasanya saya mengantar Bapak terapi. Tapi tanpa diminta, Kakek Muhammad menawarkan diri untuk mengantar.
Semua pertolongan dan bantuan yang Kakek Muhammad beri adalah gratis. Baik kepada saya atau pun kepada tetangga lainnya. Jadi wajar rasanya jika saya merasa Kakek dan Nenek adalah pengganti kedua orang tua saya yang telah meninggal.
Ketika Kakek Muhammad Sakit
Jika ditanya soal usia, Kakek Muhammad hanya menjawab dengan tertawa. Kakek hanya bilang, tidak tahu, yang jelas usia di KTP jauh lebih muda. Jika melihat usia berdasarkan KTP, usia Kakek adalah 58 tahun.
Tapi dalam usianya itu, Kakek jarang sekali sakit. Berbeda dengan Nenek yang lebih sering pergi ke klinik untuk melakukan cek kesehatan. Hingga pada satu pagi, kami para tetangga dibuat kaget karena Kakek pingsan secara tiba-tiba. Saya pun gemetar pada saat itu. Saya takut. Takut jika Kakek mengalami hal yang tidak diinginkan. Takut jika Kakek akan terkena stroke seperti yang Bapak saya alami. Dan segala macam ketakutan lainnya.
Tidak sedikit tetangga yang berkumpul di depan warung. Begitu sadar, Kakek pun segera dibawa ke rumah sakit.
Saat itu Kakek harus dirawat. Lingkungan terasa sepi saat itu. Karena warung yang biasanya buka setiap hari harus tutup. Anak-anak yang kerap bermain di depan warung pun seperti merasa kehilangan karena Kakek tak lagi bercanda bersama mereka.
Alhamdulillaah, Allah SWT memberikan kesembuhan kepada Kakek setelah rawat inap selama tiga hari. Ternyata Kakek mengidap darah tinggi dan juga gejala batu ginjal. Setelah itu, Kakek melakukan rawat jalan dan sekarang sudah bisa beraktifitas seperti biasa.
Mulai saat itu saya dan tetangga lainnya mulai menahan diri untuk bercerita tentang kerusakan perabotan di rumah, karena kami tidak ingin Kakek sakit kembali karena terlalu lelah.
Mulai saat itu saya dan tetangga lainnya mulai menahan diri untuk bercerita tentang kerusakan perabotan di rumah, karena kami tidak ingin Kakek sakit kembali karena terlalu lelah.
Hadiah Untuk Kakek Muhammad
“Saling memberi hadiahlah kalian, niscaya kalian saling mencintai,”(HR al-Bukhari)
Dari sekian banyak kebaikan yang Kakek Muhammad berikan, pantaslah rasanya jika saya memiliki keinginan untuk memberi hadiah untuknya. Ada beberapa barang yang saya pikir akan cocok untuk Kakek, seperti barang-barang yang saya temukan di e-commerce Elevenia ini.
1. Voucher Belanja
Sebagai pemilik warung kecil yang biasa menjual kebutuhan sehari-hari, voucher belanja ini saya rasa cukup tepat untuk Kakek. Karena dengan voucher belanja ini bisa digunakan untuk belanja, sebagai modal di warungnya.
2. Kacamata Terapi
Semakin hari usia pasti akan bertambah. Pada usia Kakek saat ini, jarak pandangnya pun sudah mengalami gangguan. Kakek ke mana-mana menggunakan motor. Kakek sering cerita katanya kurang jelas jika melihat jarak yang jauh, sedangkan Kakek tidak biasa berkacamata saat mengendarai motor. Kakek juga sering meminta tolong pada saya untuk memasukkan benang ke lubang jarum.
Jika untuk perawatan kesehatan penyakitnya sudah ditanggung oleh anak-anaknya, maka ingin sekali saya memberikan satu paket kacamata terapi ini untuk Kakek.
Jika untuk perawatan kesehatan penyakitnya sudah ditanggung oleh anak-anaknya, maka ingin sekali saya memberikan satu paket kacamata terapi ini untuk Kakek.
3. Peralatan Tukang
Keahlian memperbaiki perkakas sepertinya sudah mendarah daging pada diri Kakek. Setiap hari ada saja yang Kakek kerjakan untuk menyalurkan hobi ketak ketoknya. Entah itu bongkar pasang bale di depan warung yang sering digunakan ibu-ibu kumpul. Memperbaiki mainan anak-anak yang kebetulan ketahuan rusak olehnya atau pun memperbaiki tiang jemuran.
Bantuan-bantuan yang Kakek berikan pada saya dan tetangga lainnya bukanlah hal kecil dan sepele. Apalagi zaman sekarang orang mudah sekali memperhitungkan segala sesuatunya dengan uang.
Semoga saja saya benar-benar dapat memberikan tiga hadiah kecil itu untuk Kakek Muhammad.
Semoga saja saya benar-benar dapat memberikan tiga hadiah kecil itu untuk Kakek Muhammad.
kalo bagi saya, tetangga itu saudara terdekat. pernah anak nangis karna pulang skolah saya ga ada, masih di mesjid. dan tetangga nyamerin, nemeni sampe saya pulang..padahal beliau nonmuslim. seneng kalo kehidupan bertetangga harmonis.
ReplyDeleteSemoga berhasil mendapat barang2 tersebut ya, untuk hadiah si kakek yang baik hati.
ReplyDeletesaya amin kan ya mba :) semoga kakek Muhammad bisa mendapatan rejeki melalui tangan mba dan elevenia
ReplyDeleteSenangnya punya tetangga yang baik hati seperti itu, apalagi yang sayang ama anak kecil itu sangat langka. Kakek pantas mendapatkan banyak hadiah
ReplyDelete