id-elra.com - Mungkin
semua orang Islam tau tentang cerita Nabi Yusuf ‘alaihis salam dan
saudara-saudaranya.
“Seorang
di antara mereka berkata: “Janganlah kamu bunuh Yusuf, tetapi masukkanlah dia
ke dasar sumur supaya dia dipungut oleh beberapa orang musafir, jika kamu
hendak berbuat.” (Q.s.Yusuf :10)
Inilah
akhir keputusan sebuah musyawarah yang diadakan oleh saudara-saudara Yusuf.
Yang sebelumnya ada yang mengusulkan sebaiknya yusuf dibunuh saja. Namun atas
pertimbangan lain, akhirnya Yusuf dibuang saja kedalam sumur. Karena
memang yang mereka perlukan hanyalah menyingkirkan Yusuf, agar perhatian
ayahnya bisa beralih kepada mereka dengan sepeninggalan Yusuf.
Inilah
pemikiran orang yang terkena penyakit dengki, tak ada kebahagiaan dalam dengki,
pandangan selalu salah di mata orang yang dengki. Tak rasa syukur di hati yang
ada dengki. Apa pun yang mereka lakukan hasil dari dengki tidak akan membuahkan
keberhasilan yang hakiki. Karena tindakan orang yang dengki, telah diatur oleh
hatinya yang telah buta, tak mau bersandar pada kebenaran.
Dengki hanya menceraikan, bahkan hanyalah membuat penderitaan yang dalam.
Yusuf
dibuang, dijauhkan dari keluarga, berhari-hari di dalam sumur, dijual belikan,
dijadikan budak, mendekam dalam penjara, semua karena oleh dengki.
Sepeninggalan yusuf, bukannya ayah mereka menaruh perhatian kepada mereka,
malah ya’qub alaihis salam ayah mereka semakin menderita, selalu
menangis dan akhirnya membuat beliau buta.
Jika
kita telusuri lagi ayat kebawah, kita akan melihat ada sebuah kajaiban.
“Dia
(Yusuf) berkata: “Pada hari ini tak ada cercaan terhadap kamu, mudah-mudahan
Allah mengampuni (kamu), dan Dia adalah Maha Penyayang di antara para
penyayang” (Q.s : Yusuf: 92)
Pernahkah
kamu berpikir, apa yang akan kau lakukan bila bertemu orang yang telah
membuatmu menderita? Tak usah berfikir keras, bacalah surah Yusuf berkali-kali
dan visualisasikan dalam benakmu, sampai kau merasakan munculnya dorongan
emosi.
Jujur
kadang diri ini pun tak habis pikir, begitu mudah yusuf memaafkan saudara-saudaranya
yang telah membuangnya dan telah melahir penderitaan-penderitaan
berkepanjangan. Tapi begitulah nabiyullah, Allah mengaruniakan sifat-sifat
mulia kepada mereka.
Pada
suatu saat, di berbagai penjuru mengalami kekeringan, termasuk negeri Kan’an,
negeri saudara-saudara yusuf. Mereka hampir kehabisan bahan
makanan, mereka berinisiatif harus mencari bahan makanan ke negeri Mesir,
negeri yang didiami Yusuf. Karena negeri Mesir menyimpan bahan makanan dalam
lumbung- lumbung makanan selama tujuh tajun.
“Yusuf
berkata: “Supaya kamu bertanam tujuh tahun (lamanya) sebagaimana biasa, maka
apa yang kamu tuai hendaklah kamu biarkan dibulirnya kecuali sedikit untuk kamu
makan.” (Q.s.Yusuf:47)
Namun,
di sinilah yusuf alaihis salam dipertemukan dengan saudara-saudaranya.
Singkat cerita, saudara-saudaranya baru sadar bahwa yang mereka temui adalah
yusuf, saudara mereka yang telah mereka buang. Mereka meminta maaf dan Yusuf
pun memaafkan mereka. Semudah itu kah Yusuf memaafkan mereka? Andai itu kita,
bisakah kita memaafkan mereka?
Tapi
ketahuilah, ternyata keikhlasan (memaafkan) melahirkan keajaiban-keajabain yang
sangat menakjubkan.
Mereka
menemukan kebahagiaan dan kelegaan, termasuk yusuf. Mereka kembali dapat
berkumpul, mengembalikan kebahagiaan ayah mereka, bahkan mengembalikan
penglihatan mata beliau yang telah sekian lama menjadi buta. Dan mungkin masih
banyak cerita- cerita indah yang tak dapat kita ketahui setelah itu. Pastinya
memberi kebahagiaan yang hakiki kepada yusuf, saking bahagianya yusuf alaihis
salam, beliau berdo’a ;
“Ya
Tuhanku, sesungguhnya Engkau telah menganugerahkan kepadaku sebahagian kerajaan
dan telah mengajarkan kepadaku sebahagian ta’bir mimpi. (Ya Tuhan) Pencipta
langit dan bumi. Engkaulah Pelindungku di dunia dan di akhirat, wafatkanlah aku
dalam keadaan Islam dan gabungkanlah aku dengan orang-orang yang saleh.”
Lebih
dari itu, Allah abadikan keikhlasan yusuf, di dalam Alquran. yang setiap saat
bisa dibaca oleh umat Islam diseluruh dunia, bahkan orang non muslim pun bisa
mempelajari cerita tentang keikhlasan yusuf alaihis salam. Dapatkah kita
menghitung pahala yang didapatkan yusuf alaihis salam karena
keikhlasannya?
Semoga
kita termasuk, orang yang berlapang dada dan mudah memaafkan.
0 Response to "Indahnya Memaafkan"
Post a Comment
Tinggalkan jejakmu di sini :)
Maaf, mohon tidak meninggalkan link hidup di kolom komentar. Thanks.