MELATIH ANAK BERPUASA DENGAN AMAN TANPA CEMAS
Puasa adalah sebuah kewajiban bagi umat Islam dan menjadi salah satu poin dalam rukun Islam. Puasa dapat terasa amat mudah tetapi bisa juga terasa amat sulit. Ada yang sanggup melaksanakan dengan lancar tapi ada pula yang memerlukan latihan.
Ada satu yang saya ingat saat kecil dulu. Puasa itu susah. Saat saya latihan puasa dulu, dengan sedikit merengek saja, hati ibu saya sudah luluh dan mengizinkan saya untuk tidak berpuasa. Dan akhirnya sampai dewasa pun saya susah untuk berpuasa. Tapi sepanjang kehidupan saya, satu hal yang paling saya syukuri adalah hidayah yang Allah SWT berikan. Sehingga kini ibadah puasa dan yang lainnya terasa ringan untuk dijalankan.
Saat ini saya dikaruniai dua orang anak di rumah. Menciptakan suasana kehidupan beragama di dalam keluarga juga dapat menjadi salah satu cara agar anak-anak mampu menjalankan puasa.
Adik dan teman-temannya |
Mulai usia lima tahun, saya sudah memperkenalkan ibadah puasa untuk anak-anak. Melatih anak berpuasa sedari usia dini memang masih mengundang pro dan kontra. Ada yang bilang tega, anak masih kecil disuruh puasa. Tapi selama kita melakukannya sesuai dengan aturan agama, saya yakin semua akan dimudahkan.
Saya pernah bertukar pikiran dengan sesama teman akhwat tentang melatih anak dalam berpuasa. Teman saya itu berusia jauh di atas saya. Ia bercerita bahwa dirinya mulai melatih anak-anaknya berpuasa sejak usia lima tahun. Dia juga bilang, bahwa yang sulit dihadapi oleh anak yang sedang berlatih puasa hanyalah hari pertama dan hari kedua, selebihnya mereka akan mulai terbiasa. Karena pada dasarnya puasa dalam islam hanyalah menggeser waktu makan, dari siang hari ke malam hari.
Mendengar cerita yang ia terapkan pada anak-anaknya saya pun mulai terinspirasi. Cukuplah masa kecil saya yang hanya sedikit memiliki kepahaman dalam agama tapi jangan anak-anak saya.
Jadi begitu Kakak, putri sulung saya berusia lima tahun, saya pun mulai melatihnya berpuasa setengah hari. Dan pada saat usia enam tahun Kakak mencoba beberapa kali puasa sampai maghrib. Dan sekarang, Kakak genap berusia delapan tahun. Alhamdulillaah sudah dua kali puasa sampai maghrib selama satu bulan penuh.
Dan sekarang adalah waktu melatih putra bungsu saya untuk berpuasa. Usianya genap lima tahun. Sama seperti Kakak, Adik saat ini berpuasa setengah hari.
Jangan ditanya berapa episode drama yang diperankan Adik bersama saya saat ramadhan ini. Mulai dari sahur hingga berbuka, pasti ada ceritanya. Seru-seru lucu dan juga melatih kesabaran saya sebagai seorang ibu.
Berpuasa bukanlah berarti mengurangi aktivitas yang anak-anak jalani. Anak-anak tetap belajar dan bermain seperti biasa. Hanya saja ada beberapa hal yang diperhatikan oleh saya sebagai ibunya.
Tidak jauh berbeda dengan saat menghadapi Kakak saat pertama kali berpuasa, ada beberapa hal penting yang sangat saya perhatikan. Seperti:
- Ikhlas
Sebagai seorang ibu yang pertama harus saya lakukan adalah ikhlaskan hati saat anak mulai berpuasa. Tidak berpikiran yang macam-macam atau terlalu khawatir saat anak-anak berpuasa. Karena seperti yang saya bilang tadi, puasa hanyalah menggeser waktu makan dan pada dasarnya puasa itu menyehatkan.
Walau pun sahur itu sunnah, tapi sebisa mungkin dilaksanakan. Apalagi sekarang puasa bersama anak-anak jadi sahur adalah suatu keharusan.
Waktu sahur adalah salah satu waktu yang lumayan rentan menghadapi drama. Ada saatnya anak-anak mudah untuk diajak sahur, tapi ada juga saatnya mereka keukeuh memeluk bantal dan guling.
Cara yang cukup efiesien untuk membujuk mereka ikut sahur adalah dengan menyajikan masakan yang mereka suka. Jadi begitu mereka membuka mata mereka langsung tergiur untuk makan.
- Dampingi Anak-anak Selalu
Saat ramadhan ini, saya meluangkan waktu yang lebih banyak untuk mendampingi anak-anak. Bukan hanya saat di dalam rumah, tetapi juga saat mereka bermain di luar rumah.
Kalau Kakak memang tidak terlalu mengkhawatirkan, karena sudah terbiasa berpuasa. Dan alhamdulillah sampai saat ini Kakak belum batal puasanya. Beda dengan Adik.
Kalau Adik, Umminya meleng sebentar bisa batal. Seperti di awal-awal puasa. Adik main ke rumah Kakek, tetangga sebelah rumah yang sudah seperti keluarga. Dengan asiknya Adik bilang, Kakek minta minum, aku haus. Belum sempat Kakek menjawab, Adik sudah ambil minum sendiri dari kulkas.
- Bekerjasama Dengan Orang-orang di Sekitar Rumah
Menjaga agar kejadian di rumah Kakek tidak terulang lagi, saya pun memberitahu kepada Kakek dan Nenek bahwa Adik sedang belajar puasa. Begitu pula dengan ibu-ibu tetangga lainnya. Karena biasanya kalau anak-anak sedang bermain bersama dan salah satu ibu sedang menyuapi anaknya, kemungkinan besar anak lain pun akan ikut disuapi.
- Lebih Banyak Berkomunikasi Dengan Anak
Saya sering sekali bertanya kepada Kakak dan Adik, bagaimana puasa yang sedang mereka jalankan. Hal ini juga melatih kejujuran mereka. Adik jika ditanya hal ini dia tertawa lebih dahulu, tapi akhirnya ia bercerita kalau dia sudah makan permen, minum es pemberian teman-temannya bahkan makan beras di rumah Kakek yang warungan.
Tahun ini bertepatan Kakak sedang Ulangan Kenaikan Kelas. Jadi saya harus benar-benar memastikan kapan anak-anak bermain dan kapan mereka harus belajar. Saat Kakak belajar, Adik pun ikut belajar. Tidak lupa juga jadwal mereka tidur siang.
- Sering Memeriksa Kondisi Tubuh Anak Saat Berpuasa
Saat berpuasa tubuh anak-anak pun memerlukan penyesuaian. Jadi saya sering memerhatikan suhu tubuh anak-anak, terutama Adik. Selain baru pertama kali berpuasa, setiap berbuka saat azan zuhur dan maghrib Adik selalu minum es.
Ditambah lagi Adik kalau bermain tidak ada yang berubah. Tetap lari-larian, manjat-memanjat, berteriak-teriak dengan kencang bahkan hujan-hujanan.
- Sedia Obat Untuk Berjaga-jaga
Setiap ibu yang memiliki anak kecil pasti akan sedia obat di rumah. Begitu juga saya. Saya selalu menyediakan Tempra Syrup penurun panas dan pereda nyeri untuk kedua anak saya.
Tempra Syrup produksi PT Taisho Phamaceutical Indonesia Tbk di bawah pengawasan Taisho Pharmaceutical Tokyo, Japan ini sudah terdaftar dengan No. Reg: DBL 1124403137A1. Tempra Syrup juga tidak mengandung alkohol sehingga aman untuk anak-anak.
Tempra Syrup memiliki rasa anggur sehingga memudahkan anak-anak minum obat. Kandungan yang dimiliki adalah 180mg paracetamol setiap 5ml.
Tempra Syrup yang saya beli ini berukuran 30ml. Tempra Syrup dapat meredakan demam, meredakan rasa sakit dan nyeri ringan, sakit gigi dan sakit kepala dan bisa juga meredakan demam setelah imunisasi.
Seperti pengalaman saya dengan kedua anak saya. Saat sore hari mereka selepas mereka main hujan-hujanan. Setelah mereka berbuka, badan Adik dan Kakak terasa sedikit hangat. Tanpa menunggu lama saya memberi mereka Tempra Syrup. Untuk Adik sebanyak 7.5ml dan untuk Kakak sebanyak 10ml.
Selain pada saat berbuka, saya pun memberikan pada saat sahur esok harinya. Alhamdulillaah mereka bisa kembali berpuasa dengan aman dan nyaman seperti biasa tanpa ada yang perlu saya cemaskan.
Tempra Syrup sangat mudah didapatkan, tersedia di toko-toko obat terdekat dan juga apotik.
Artikel ini diikutsertakan dalam lomba blog Tempra yang diselenggarakan oleh Blogger Perempuan Network dan Taisho. Artikel ditulis berdasarkan pengalaman dan opini pribadi. Artikel ini tidak dapat menggantikan hasil konsultasi dengan tenaga kesehatan profesional.
Mendampingi anak saat belajar berpuasa itu memang seru yah Mbak. Nggak cuma mempersiapkan anak, tapi juga diri kita sendiri, saat menghadapi anak yang bisa aja "rewel" pas berpuasa :D
ReplyDeleteWah cocok ini. Pas banget buat saya yang sedang terus melatih anak-anak untuk berpuasa. Ilmu bermanfaat. Semoga anak-anak selalu sehat.
ReplyDeleteBener Mba. Alhamdulillah anakku dari usia 5th udah belajar puasa. Pas 4 hari pertama masih sampai jam 2, terus nambah jadi jam 4, terus alhamdulillah habis itu sudah sampai maghrib :)
ReplyDeleteAnak-anak saya dulu belajar puasa sejak usia 5 tahun, bertahap sih. Tapi sekarang jadi terbiasa. Mulai kelas 1 SD sdh bis puasa penuh seharian.
ReplyDeleteAku juga selalu sedia Tempra di rumah, habis anak-anak cocoknya pake ini kalo badannya panas
Penuh drama ya mbak ngajari anak untuk mulai puasa.
ReplyDeleteTahun depan Wan mulai saya ajarkan utk menahan makan, tahun ini cukup dengan sounding saja
Wah betul banget jaga stamina anak ya saat belajar puasa. Anakku juga nih lagi belajar puasa setengah hari.
ReplyDeleteWah, makasih mbak sharingnya. Si kakak lima tahun lagi belajar puasa, tp masih suka-suka.. Memang tempra itu sahabat terbaik emak2 ya :)
ReplyDeleteTipsnya bisa dipakai buat ibu2 yang galau, kenapa anaknya nggak mau puasa. Anakku juga gitu. Musiman. :'D
ReplyDeletengajarin anak puasa sejak kecil memang kerasa banget manfaatnya, sdh gede sdh ga usah disuruh lagi :)
ReplyDeleteBener deh, tahun ini si bungsu puasa sampai maghrib. Alhamdulillah,meskipun ada drama, tapi tidak tiap hari. Lama-lama anaknya terbiasa juga.
ReplyDeleteadik saya tahun ini juga belajar puasa. tapi setengah hari. zuhur buka puasa, makan, habis itu puasa lagi hehe. thank you for sharing ya mba. ntar aku reshare nih tipsnya ke mama.
ReplyDeleteWah hebaaaatt, noted caranya melatih puasa mba. TfS
ReplyDeleteAnakku kemarin jg mendadak panas setelah puasa seminggu. Langsung kubelikan tempra.
ReplyDeleteSeneng dan haru lihat fotonya saat tidur. Pastinya nggak tega mbangunin, ya. Tapi nanti akan jadi kenangan manis buat anak.
ReplyDeleteWah pintar2 ya puasanya kakak dan adek. Tak masalah sih kalau dimulai dari umur 5 tahun, toh belajar puasanya juga bertahap, dari buka puasa selepas dzuhur, ashar, lalu lanjut full sampai maghrib. Seiring belajar mengaji atau dari sekolah, anak2 makin paham makna puasa dan menjalankan dengan jujur.
ReplyDeleteKalau dalam Islam, umur berapa yang baik mengajarkan anak berpuasa mba? Mulai usia 5 tahun kayak dede nya ya mba?
ReplyDelete