Kecantikan adalah fitrah wanita. Kecantikan adalah bagaimana kita menikmati setiap kondisi fisik yang telah dberi dengan cara mensyukurinya.
Jika ada pertanyaan, “siapa yang ingin cantik?”
Maka semua wanita serentak mengangkat tangannya, begitu pula saya.
Bagi saya, terlahir sebagai seorang wanita adalah sebuah anugerah. Semua wanita itu cantik, jadi tak perlu melakukan operasi untuk mendapatkan kecantikan instans atau menggunakan aplikasi yang terdapat dalam sebuah ponsel pintar.
Kecantikan bisa didapat dengan melakukan perawatan baik dari luar dan juga dari dalam. Perawatan dari luar tentu bisa kita dapatkan dengan menggunakan produk kecantikan yang aman dan halal, sedangkan untuk perawatan dari dalam bisa kita lakukan dengan bersyukur, rajin beribadah hingga yang kita miliki bukanlah sebuah kesemuan belaka melainkan sesuatu yang lebih hakiki yaitu cantik dari hati.
Cantik dari hati dapat terwujud dalam hal berikut:
BERBAKTINYA SEORANG PUTRI
Saya adalah putri bungsu dari tiga bersaudara, terpaut jauhnya usia dengan kakak-kakak membuat saya dekat dengan Ibu. Setiap gerak-geriknya sering saya ikuti. Mulai dari cara berjalan, bicara hingga berhias.
Saya ingat saat berusia lima tahun secara diam-diam saya pernah duduk di depan meja rias yang berada di kamar ibu. Dengan asyiknya satu demi satu kosmetik yang ada di meja saya pakai. Mulai dari bedak, lipstik hingga maskara.
Keasyikan saya itu berubah menjadi tangisan yang kencang dan membuat Ibu masuk ke kamar. Ibu menarik napas lalu istighfar wajah saya belepotan, mata memerah penuh air mata. Ibu bertanya kenapa saya menangis, sambil menangis saya menjawab kalau mata saya sakit karena kecolok maskara. Ibu segera memeriksa mata saya, meminta saya berhenti mengucek, membantu saya mencuci muka kemudian memeluk sambil mengompres mata saya dengan air hangat.
Kedekatan saya dengan Ibu tetap terjaga, dari kecil, remaja hingga dewasa. Saat saya memasuki usia dua puluh tahun, Ibu terserang penyakit diabetes. Saat itu tinggal saya, Ibu dan Bapak yang tinggal di rumah, karena semua kakak telah berumah tangga dan pisah rumah. Saya dan Bapak tak pernah bosan mendampingi Ibu, menjaganya secara bergantian dan juga menemaninya berobat. Selama lima tahun Ibu berjuang, hingga akhirnya kondisi kesehatan Ibu turun drastis dan Ibu meminta saya untuk segera menikah.
Allah SWT mengabulkan permintaan Ibu, walau pada saat awal saya sempat bimbang untuk menikah, karena saya berpikir jika menikah saya akan meninggalkan Ibu karena harus ikut dengn suami. Tetapi, akhirnya saya lega karena suami bersedia tinggal di rumah orang tua dengan tujuan memudahkan saya merawat orang tua.
Bukan hidup namanya jika tidak ada cobaan. Pada awal pernikahan usia dua bulan pernikahan Ibu menyerah dan berpulang pada-Nya, begitu pula Ayah mertua saya meninggal karena penyakit yang sama saat menjelang satu tahun pernikahan saya.
Semua takdir tetap harus dijalani, karena dengan pernikahan saya dan suami tetap memiliki orang tua yang utuh. Bapak dari saya dan Mama dari suami saya.
Saat ini Allah tetap memberi kesempatan saya dan suami untuk berbakti dengan cara merawat orang tua. Sepeninggalan Ibu, Bapak saya terkena stroke dan kini dalam perawatan saya dan suami.
Alhamdulillaah Mama Mertua masih dalam keadaan sehat. Secara berkala saya dan suami bersama anak-anak berkunjung ke rumah Mama Mertua yang tinggal bersama dua orang adik ipar. Hubungan saya dengan Mama Mertua cukup baik. Mama Mertua bisa menggantikan posisi Ibu di hati saya, memberikan nasihat bagaimana menjadi seorang ibu, memberikan teguran jika ada kesalahan dan juga menjadi sosok yang dirindukan oleh anak-anak.
KEIKHLASAN SEORANG IBU
Sesuai kesepakatan saya dan suami, setelah menikah saya berhenti bekerja agar bisa mengatur rumah tangga secara penuh. Fokus merawat dua orang anak yang akan menjadi investasi masa depan dan juga akhirat bagi kami. Setiap ibu pasti ingin yang terbaik untuk anak-anaknya. Mendidik anak sesuai dengan zamannya tetapi tetap mengutamakan pendidikan agama.
Menjadi seorang ibu adalah sebuah tantangan. Harus siap tidak tidur beberapa malam saat anak sakit, harus bisa menjawab semua pertanyaan yang kadang kita sendiri tidak tahu jawaban apa yang tepat, bahkan harus siap membuat cemilan pada tengah malam saat mereka memaksa ikut menunggu ayahnya pulang kerja.
Tingkah polah anak-anak adalah warna kehidupan seorang ibu. Bahagia rasanya jika anak berhasil mengukir prestasi. Seperti saat putri pertama saya berhasil menjalankan puasa satu hari penuh selama satu bulan sekaligus mendapat peringkat ke dua di kelasnya. Untuk itu suami saya memberikan sepatu roda sesuai dengan keinginannya dengan tujuan memberikan semangat agar putri saya terus berprestasi.
KESETIAAN SEORANG ISTRI
Pernikahan adalah gerbang baru dalam menjalani kehidupan. Mendapatkan suami yang bertanggungjawab terhadap keluarga merupakan sebuah anugerah terindah. Memberikan izin untuk merawat orang tua bahkan membiayai semua kebutuhan yang diperlukan tak jarang membuatnya kerja hingga larut malam. Saya tahu ada gurat lelah di wajahnya, tetapi selalu ia tutup dengan senyuman dan canda tawa dengan anak-anak.
Kewajiban sebagai seorang laki-laki selalu ia penuhi dengan berbagai pengorbanan, baik waktu atau pun tenaga.
Menghabiskan waktu di luar rumah tentu saja tak seindah yang dibayangkan. Jika saya dapat beristirahat setelah melakukan sebuah pekerjaan di rumah, bagaimana dengan dirinya?
Suami saya pernah berkata, meninggalkan keluarga dalam waktu lama setiap hari membutuhkan sebuah ketenangan. Tenang jika mengetahui bahwa anak-anak berada di rumah di bawah pengawasan istri dengan baik. Tenang jika istrinya berada di dalam rumah, menanti dengan setia saat pulang bekerja hingga saatnya ia menua.
Melihat semua bentuk tanggung jawabnya tentu membuat saya tersentuh dan berusaha memberikan hal terbaik yang bisa saya lakukan. Salah satunya adalah memberikan penampilan cerah saat ia di rumah.
Apa yang dirasakan suami saat ia pulang kerja mendapati istrinya dengan wajah asam dan kusam padahal semua kebutuhan rumah tangga telah terpenuhi? Kecewa, tentu saja. Saya tidak ingin suami kecewa, untuk itu wajah saya harus tetap segar saat menyambutnya walau pulang kerja tengah malam.
Merawat wajah dan tubuh adalah sebuah wujud syukur terhadap Allah SWT. Apalagi jika itu diniatkan untuk membahagiakan suami. Untuk perawatan sehari-hari saya memilih Wardah Kosmetik.
Krim perawatan wajah yang selalu saya pakai pakai setiap hari adalah Wardah Lightening Day Cream dan Wardah Lightening Night Cream Step 2.
Wardah Lightening Day Cream dan Night Cream merupakan krim pelembab yang dapat membantu mencerahkan wajah. Memiliki paduan Vitamin B3 dan Licorice. Selain itu krim ini juga mengandung extract rumput laut dan Allantoin yang membantu meremajakan kulit dan juga menjaga kelembabannya. Ada juga kandungan AHA yang dapat mempercepat pergantian regenerasi sel kulit dan juga memperlambat pigmentasi kulit wajah.
Wardah Lightening Day Cream dan Night Cream terdiri dari step 1 dan step 2. Step 1 diperuntukan bagi awal pemakaian setelah habis dapat melanjutkan step 2. Wardah Lightening Day Cream step 2 memiliki kandungan 2 kali lebih banyak dari Wardah Lightening Day Cream step 1.
Cara pakainya cukup dioleskan pada wajah dan leher setelah wajah dibersihkan. Day cream digunakan untuk siang hari dapat juga digunakan sebelum dioles bedak. Sedang night cream biasa saya pakai menjelang tidur.
Dengan rutin menggunakan Wardah Lightening Day dan Night Cream wajah saya selalu cerah walau tanpa make up di dalam rumah.
Sumber Wardah Beauty
Semoga amal dan ibadahnya ibunda mbak anggraini beserta bapak mertua bisa diterima di sisi-Nya. Aminn...
ReplyDeleteBtw... romantis banget loh mbak. Dan bisa brnilai pahala jika suami pulang dri krja disambut dg penampilan istri yg freshh...
Ciellehhh....
Itu yg kutangkap dri pelajaran2 agama mba :D xixiixxixiii
Subhannalloh, dalam sekali ulasannya Mba. Terpujilah seorang istri yang mampu menyambut suaminya dlm kondisi fres meskipun tengah malam.
ReplyDeletePreshh itu memperbaiki suasana hati
ReplyDeletesaya pakai bedak wardah :) makasih mba diingatkan untuk menyambut suami dalam keadaan apapun.
ReplyDelete