Judul Buku: Islammmu adalah Maharku
Penulis: Ario Muhammabd
Penerbit : PT Elex Media Komputindo
Tahun cetak : 2015
Tebal Halaman : 232
Islammu adalah maharku merupakan novel genre fiksi menceritakan pergolakan dua buah perasaan cinta. Cinta Syakilla dan Professor Chen.
Awalnya aku berpikir, dua tokoh dalam novel terlalu sempurna. Syakilla mahasiswi berkerudung, menjalani study s2nya dengan sungguh-sungguh, cantik, cerdas, keturunan ningrat, bahasanya lembut dan akhlaknya juga. Semuanya membuat Professor Chen tergila-gila pada Syakilla.
Begitu juga dengan tokoh laki-lakinya, professor muda, tinggi, tampan, mapan, apalagi… pokoknya best deh.. sangat sempurna.
Namun ternyata kesempurnaan inilah daya tariknya. Kita akan dibawa pergolakan batin yang dirasakan Syakilla. Bagaimana mungkin perasaannya bisa menolak laki-laki sesempurna Prof. Chen? Andai di posisi itu adalah iman kita, mungkin saja sudah KO. J
Di sini kita diajarkan agar tidak hanya memikirkan cinta atau kebahagiaan duniawi semata, tapi juga harus memikirkan keberadaan kita sebagai seorang hamba yang memiliki Allah.
“Naluri perempuanku mungkin akan tersakiti karena berani menolak lamarannya. Aku tertawan dengan pesonanya, Dew. Kuakui aku mungkin saja mencintai Prof. Chen. Dia sangat ideal sebagai seorang pendamping hidup. Tapi, apakah di dunia ini segala sesuatu harus kita turuti hanya karena nafsu belaka? Tidak, Dew. Aku tidak ingin terjebak dengan pesona semu tanpa keimanan. Aku masih seorang muslimah yang punya iman di dada. Masih punya Allah yang kupercayai.”
Di novel ini, banyak sekali hikmah yang akan kita dapatkan. Gambaran keindahan Taiwan yang selalu dikembalikan kepada Penciptanya sehingga melahirkan pujian syukur, menikmati fase demi fase Prof Chen belajar Islam, juga tentang pengalaman-pengalaman beberapa mu’allaf yang semua ceritanya sangat memukau. Novel ini juga menyadarkan kita, bahwa beruntungnya kita lahir dalam lingkungan dan keluarga muslim.
Apa kekurangan novel ini? Menilai segi kekurangan, menurutku hanyalah dari sudut pandang seseorang, yang belum tentu sudut pandang itu benar. Seperti yang kukatakan sebelumnya, tokohnya terlalu sempurna. Tapi, kalau dipikir-pikirkan, manalah mungkin orang sekaliber Prof. Chen bisa jatuh cinta pada sembarang gadis. Jadi gambaran sosok seorang Syakilla memang sangat cocok untuk seorang professor muda.
Menyelesaikan membaca buku ini memang termasuk lambat. Aku tak bisa langsung melahapnya sekaligus seperti yang sering terjadi pada novel-novel lainnya. Ya, mungkin ini masalah selera, tapi nilai-nilai hikmah yang terkandung di dalamnya akan membuat kita bertahan membaca hingga selesai.
Pokoknya, buku ini sangat recommended bagi orang yang mencari pengkayaan jiwa, haus dengan mutiara hikmah, yang lagi jatuh cinta atau yang lagi belajar mengelola hati agar tidak terjerumus ke jurang penyeselan.
0 Response to "BOOK REVIEW : ISLAMMU ADALAH MAHARKU"
Post a Comment
Tinggalkan jejakmu di sini :)
Maaf, mohon tidak meninggalkan link hidup di kolom komentar. Thanks.