WISATA MENAMBAH PENGETAHUAN

Sebagai warga Jakarta sering kali saya merasa bosan dan juga penat. Ditambah dengan keseharian yang selalu bertumpuk dengan pekerjaan rumah tangga.

Tentu saja hal ini saya ungkapkan pada suami saya, tapi pernyataan yang saya ajukan malah membuat suami saya kembali bertanya,
"bukannya setiap week end kita habiskan waktu keluar rumah?"

Ya... ya...
Memang suami saya benar setiap week end kami sering menghabiskan waktu di luar rumah bersama anak-anak. Tapi tetap saja hal itu tidak membuat saya rileks, karena tempat yang kami kunjungi adalah mall, ya mall memang banyak tersebar di hingga pelosok Jakarta.
Bukan berarti saya tidak bersyukur dalam menikmati hidup. Tapi seringnya menghabiskan waktu di mall memperbesar keinginan saya untuk berbelanja atau membuat saya harus semakin menekan keinginan saya sekuat tenaga saat melihat barang yang saya inginkan tetapi kantong tidak sesuai.
Hiks...
Tragis.

Begitu pula dengan anak-anak, setiap kali kami ke mall stand mainan anak-anaklah yang selalu kami kunjungi. Hal ini membuat saya berpikir, kenapa tidak diselipkan nilai edukasi saat mereka bermain?

Tapi hal itu tentu saja sulit saya lakukan karena musik yang bising dan juga suara keramaian ruang bermain tidak memungkinkan saya melakukan hal itu.
Hal itu saya kemukakan pada suami, hingga akhirnya suami saya memutuskan mengajak kami ke sebuah tempat yang sebenarnya tidak asing bagi warga Jakarta yaitu, Monas.

koleksi pribadi


Monas, sebuah monumen setinggi 132 meter berdiri tegak di tengah tanah lapang. Monumen Nasional ini senantiasa  memamerkan mahkota yang terbuat dari emas,  sumbangan dari seorang Bangsawan Aceh yang namanya hampir saja terlupakan oleh semua orang, Teuku Markam seorang Bangsawan Aceh keturunan Uleebalang. Bangunan yang diresmikan sejak 12 Juli 1975 ini menjadi pusat rekreasi dan kebanggaan warga Jakarta saat ini jauh lebih nyaman karena fungsinya telah dikembalikan menjadi taman kota.

Hihihii...
Akhirnya ilmu sejarah abi-nya anak-anak keluar.

Ya, hal itu memang sering luput dari para pengunjung. Biasanya memang perhatian tertuju pada miniatur sejarah yang terdapat di dalam gedung.
Setelah berkeliling, kami menghabiskan waktu untuk duduk di pinggir lapangan, melihat penampilan manusia batu yang menghibur dan melayani foto dari pengunjung dengan berbagai kostum, termasuk kostum ondel-ondel.

*sayang Kakak dan Adik takut untuk diajak foto bareng mereka.

koleksi pribadi

Piknik dadakan yang juga mengajak Mbu, mama mertua saya dan juga Oom, adik ipar saya ini jujur saja memberikan warna lain pada hidup saya.


Melihat para keluarga bermain, berlari, naik delman bersama anak-anaknya.
Berada di tanah lapang berhasil membuat saya menarik napas dan melonggarkan rongga kehidupan dengan melihat kebahagiaan keluarga-keluarga lainnya. 

Selain itu, saya pun berhasil mengenalkan sekilas tentang nasionalisme pada Kakak yang telah berusia enam tahun.

Namun, ini hanyalah secuil pemandangan di suatu senja. Berbeda bila detik-detik pergantian tahun tiba. Seluruh warga tumpah ruah hingga ke jalan-jalan utama untuk sekedar berada berkumpul bersama saat menyambut malam pergantian tahun. Dan hal ini yang biasa saya hindari sejak saya belum menikah.

Sebenarnya masih banyak tempat wisata yang dapat dikunjungi sekaligus menjadi tempat wisata di Jakarta. Seperti Taman Mini Indonesia Indah, Planetarium, Kebun Binatang Ragunan dan yang lainnya. Tentu saja ini sudah masuk ke dalam list week end saya, tinggal membujuk suami agar menyetujui hal ini.

Selain tempat-tempat di Jakarta itu saya pun berencana mengajak keluarga ke Taman Safari agar anak-anak dapat menyaksikan binatang secara langsung, aman dan tentunya lebih menyenangkan.



Subscribe to receive free email updates:

13 Responses to "WISATA MENAMBAH PENGETAHUAN"

  1. Assalamualaikum, salam kenal mbak :)
    Asyiknyaaa ke Monas, naik kereta motor gratis, menikmati tempat yg lapaaang lega, sambil mengajarkan sejarah pd anak2, happy family.

    Saya bbrp x ke Monas, hingga Puncak Monas, bs menikmati indahnya Jakarta dg gedung2 tingginya, menggunakan teropong yg tersedia.

    Terimakasih liputannya sgt menarik, dpt membawaku serasa ikut piknik.
    good luck.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih dah mampir, mba.

      Cuma liputan sederhana, Mba

      Delete
  2. Pernah sekali ke monas...gk bs nikmatin saat itu ruame bgt... :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, mba. Kalau lagi penuh emang ga enak.

      Hihihii..
      Karena deket jadi udah hapal kapan waktu yg pas buat ke sana

      Delete
  3. Senang bisa tambah pengetahuan. Saya malah belum pernah ke Monas sejak nikah. Jauuuh. Kapan, ya? Sukses untuk GA-nya ...

    ReplyDelete
  4. Monas... dulu deket kosanku mbak.. aku suka main ke sana juga hehehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya asik, mba. Murah meriah. Enak kalau bareng temen2

      Delete
  5. Blm pernah ke monas :D

    anak kampung mode on

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sama aku juga anak kampung, mba.

      Jarang jalan2 keluar kampung

      Delete
  6. Jadi ingin ke monas!!! Terakhir ke monas itu tahun 2012 pas ada acara japan week, itu pun gak ke monumen nya. Tapi bener banget mba, weekend dihabiskan ke mall, mal,, maaaaall lagi. Bosan dan pemborosan, seharusnya memang diperbanyak taman untuk piknik..

    ReplyDelete
  7. Mba Asti, iya mba lebih hemat selama ga jajan di sana.

    Hihihii

    ReplyDelete
  8. Bener banget mbak! Kalo tiang minggu ke mall mulu kan jadi bosen, mahal lagi!
    Mending mencoba hal baru, gak harus mahal, tapi bisa dapat pengalaman dan pelajaran kaan :DDD

    ReplyDelete

Tinggalkan jejakmu di sini :)
Maaf, mohon tidak meninggalkan link hidup di kolom komentar. Thanks.