Biar nyambung lihat dulu di sini.
Jika shalat kita membentuk karakter DNA yang akhirnya
membentuk prilaku kita, sehingga shalat kita mencegah perbuatan keji dan munkar
bahkan perbuatan sia-sia, lalu kenapa shalat kita masih belum bisa
menghilangkan perbuatan keji dan munkar? Mulut kita masih suka nggegosip dan
bawel? Mata kita masih sulit memalingkan dari yang kencrong-kencrong?
Di sini kadang
sering menimbulkan presepsi yang salah. Umat Islam banyak yang korupsi, umat
Islam banyak ini dan itu, dan semua hal yang berbau negative, lalu memandang
miring aturan-aturan agama. Berjilbab tapi bla bla, untuk apa? Shalat masih
mencuri, uang rakyat pula?
Semua dalam aturan agama, tidak ada yang tidak bermafaat
dan sia-sia. Manfaat dari aplikasi tersebut pasti terjadi asal kodenya benar,
kesesuaian perangkatnya benar dan koneksinya tidak ada hambatan (nyasar ya). Begitu juga halnya shalat,
pasti bermanfaat, terlebih ada hubungannya dengan DNA (semua orang punya DNA), hard disknya manusia. Karena
itu, jika shalat kita belum memalingkan dari si kencrong, dari si om laghwu,
dari si tante cek ricek, maka perlu kita perhatikan kode-kode dan peraturan
aplikasi shalat kita (ini
bicara shalat apa software sih?)
Shalat merupakan sebuah kegiatan yang melibatkan seluruh
anggota badan kita. Dari niat, hati, badan, tangan, kepala, mulut, mata,
telinga, pokoknya semua nya dih. Nah, semua kegiatan yang gerakan anggota
tubuh, nantinya akan berimbas positif pada prilaku.
Jadi, semua cara itu harus benar, agar benar-benar sinkron
atau tidak eror. Jika mulut kita bawel dan suka nggegosip, perhatikan bacaan
shalat yang kita ucapkan. Sudah benar apa belum? Yang paling penting
(bukan bermaksud mengabaikan yang lainnya) adalah bacaan Fatihah dan Tahiyyat
akhir, karena kedua bacaan tersebut adalah rukun qauliyah/bacaan. Jadi
pengucapannya harus benar.
Tidaknya salahnya jika kita perdengarkan bacaan kita kepada
orang yang fasih bacaan Al-Qur’an, beruntung sekali jika memiliki pasangan atau
anak-anak yang fasih bacaan Al-Qur’an.
Telinga kita juga, pastikan mendengar apa yang dibaca!
Dalam hal ini pastikan bacaan shalat diucapkan dengan lirih, yang didengar oleh
telinga kita sendiri. Biasanya jika telinga kita mendengar apa yang dibaca,
maka akan mudah sinkron ke hati. Kelalaian dalam shalat, kadang karena kita
memang tidak perduli, tidak mau tau dengan bacaan yang diucapkan oleh mulut.
Pandangan mata kita, sudah tepatkah pada letak sujud kita?
Mengangkat tangan sudah benarkah? Sujudnya sudah benarkah? Rukuk kita? Duduk
tahiyyat kita? Dan hati pastikan sinkron dengan semua gerakan dan ucapan!
Nah, dalam mengatasi masalah-masalah seperti ini, kita
harus belajar bacaan dan tata cara shalat kepada yang bisa atau seorang ustadz
bagi laki-laki dan ustdzah bagi perempuan. Ini harus kita perhatikan, jangan
sampai kita shalat lima kali sehari sampai sepuluh tahun, tapi tidak ada satu
shalat pun yang bisa mencegah kita dari perbuatan keji munkar.
Yuk, mari kita perbaiki shalat kita!
Klo tepat waktu pikiran jadi adem ya
ReplyDeleteia ya. mungkin karena sering melamun waktu solat. gimana mau jadi obat solat itu sementara solatnya ngelamun. ;((
ReplyDelete@Gustyanita Pratiwi
ReplyDelete:) waktu dan semua tata cara shalatnya.
@Mangs Aduls
ReplyDelete[-( jangan nangis di sini.