Hijrah Itu Mudah Tapi Istiqomah Sulitnya Luar Biasa
Pernah dengar kalimat yang saya tulis di atas?
Pasti pernah dong.
Saya sering banget mengulang-ulang kalimat itu di dalam hati. Dan pada akhirnya saat tutup dengan beristighfar.
Dalam menjalani hidup, pasti ada sebuah keputusan besar yang harus kita ambil kemudian kita jalani. Seperti misalnya, saat kita jatuh cinta. Lalu melakukan pendekatan dan kemudian memutuskan untuk menikah atau meninggalkan hubungan itu di tengah jalan.
Atau saat kita memutuskan untuk menikah dengan seseorang. Dan kita pasti akan masuk dalam kehidupan setelah pernikahan, bukan?
Apakah kita akan menjadi orang tua yang baik ke depannya? Atau apakah kita akan menjadi pasangan yang setia? Dan berbagai hal lain yang akan hadir dalam kehidupan setelah pernikahan.
Diana Nurliana. Seleb & Desainer |
Kali ini saya ngga mau ngebahas dua hal di atas sih. Saya mau cerita tentang keputusan besar yang saya ambil saat mengubah penampilan sehari-hari.
Tepatnya pada tahun 2012, setelah mendapatkan izin Pak Suami. Saat itu saya bilang kalau saya ingin pakai cadar.
Sudah pernah saya tuliskan di Cadar & Aku
Setelah mendapatkan izin, saya pun memakainya.
Tahu kondisi saya saat itu?
Bacaan Alqur'an saya berantakan. Ngga bisa bedain mana Mad thobi'i atau pun Mad Iwad. Jangan tanya kondisi ibadah yang lain lagi yah. Mengenaskan deh pokoknya.
Cuma karena saya suka melihat guru ngaji saya saat itu, kemudian saya pun ikut pakai cadar. Dan setelah saya benar-benar memakainya, siapakah orang yang paling khawatir saat itu?
Indadari. Seleb & business woman |
Dia adalah guru ngaji saya. Guru ngaji saya ini khawatir kalau saya nantinya ngga istiqomah. Tapi beliau menyampaikan kekhawatirannya ini ngga ketara sama sekali. Beliau terus membimbing saya. Memberi pemahaman soal agama secara detail. Baik itu cara membaca Al Qur'an dan juga yang lainnya. Beliau juga sering cerita kendala apa saja yang akan dihadapi seorang perempuan bercadar.
Dan setelah pakai cadar kemudian apa? Yaiyalah dapet ujian lain, dari mulai yang ecek-ecek sampai juga yang menyesakkan dada. Tapi ngga bisa saya ceritain detail semua di sini yah. Saya males nangis soalnya kalau diinget satu per satu. :D
Seiring berjalannya waktu, saya mulai bisa memperbaiki semua. Mulai dari sholat tepat waktu, mengerjakan sholat sunnah, membaca Al Qur'an sesuai dengan tajwid, memperbaiki akhlak secara perlahan.
Jika kita mendekat pada Allah SWT dengan melangkah maka Allah SWT akan mendekat pada kita dengan berlari.
Ummi Pipik. Seleb & Motivator |
Biasanya ujian yang saya alami, dialami juga oleh teman-teman seperjuangan lainnya. Selain cibiran ada beberapa hal yang akan ditemui, contohnya seperti ini.
1. Diberi label teroris
Agak basi sih, tapi hal ini pasti ditemui. Dicurigai bahkan bisa mendapatkan perlakukan diskriminatif yang ekstrem.
2. Diremehkan
Seperti yang saya bilang di atas, diremehkan adalah salah satu hal yang pasti akan ditemui saat-saat awal memakai cadar.
"Halaah, ngaji masih belepotan. Sok-sok an pakai cadar."
"Coba liat, nanti juga dibuka lagi."
3. Dianggap Aliran Sesat
Kadang ada aja yang menganggap aneh, sehingga beranggapan bahwa perempuan bercadar ini dianggap agama islamnya beda, ikut aliran sesat. Tapi dibawa santai aja sih. Karena sebenarnya ga ada yang berubah pada diri kita selain pakaian dan lebih rajin lagi belajar mencintai dan melaksanakan semua kewajiban dalam agama islam.
3. Dianggap mengekslusifkan diri
Banyak yang bilang, bercadar akan memilih-milih pergaulan. Sering dibilang kalau perempuan bercadar itu merasa dirinya eksklusif. Padahal mah ngga juga. Saya tetap menjalin komunikasi dengan teman-teman saya tapi yang perempuan aja. Saya masih berkunjung silahturahmi ke rumah kerabat, seperti Pakde, Oom, Tante jika memang waktunya sesuai.
Sebenarnya yang ngga bercadar juga pasti pilih-pilih ya dalam bergaul. Pilih mana yang nyaman aja.
5. Dianggap Malaikat
Perempuan bercadar itu juga manusia. Yang sedang belajar taat dalam berhijab. Hijab dan akhlak memang hal yang berbeda tapi saling berkaitan erat. Dan ini bisa dilaksanakan secara beriringan seperti yang saya lakukan.
Jadi kalau liat perempuan bercadar begini begitu, tolong jangan cemooh cadarnya dan jangan dipukul rata bahwa semua wanita bercadar begini begitu. Paham kan maksudnya?
Wanita bercadar itu, wajar kok memiliki kesalahan. Karena kami bukan malaikat.
Anggarani Ahliah Citra. Bukan Seleb cuma Mom Blogger |
Makanya saya ngga mau cadaran itu dianggap terlalu istimewa. Tapi jangan direndahin juga.
Karena iman semua orang kan naik turun.
Dan semua orang yang berjalan menuju kebaikan masih harus berjuang dalam sebuah keistiqomahan
Saya pribadi kdg masih mengkerutkan alis klo liat orang bercadar melakukan hal begini begitu mbak hehe, krn asumsiku dia sudah berada di tingkat tinggi.... Jd berarti kita semua msh terus belajar ya.
ReplyDeleteIya, saya paling sebel kalau ada temen yang ngobrol bisik-bisik di belakang muslimah bercadar. As they're different from others.
ReplyDeleteSemoga terus dijaga Allah ya mbak Citra. Selamat, sudah berhasil maju satu langkah mendekati Allah.
Setuju, iman manusia itu naik turun. Tapi semoga selalu diberi kesabaran ya, Mbak :)
ReplyDeleteBener mba. Iman kita naik turun, jadi harus saling mengingatkan dan mendoakan, bukannya menghakimi. Memang sih, sbg manusia biasa, kita tuh nggak bakalan bisa lepas dari yg namanya menilai orang lain, itu semacam fitrah pertahanan kita yang dikasih oleh Allah, supaya lebih waspada, misalnya. Tapi harus hati-hati juga.
ReplyDeleteTerus terang saya pernah lihat yang berhijab lebar atau bercadar tapi kelakuannya eror, atau sekadar untuk mengkamuflase kejahatan. Tapi supaya adil harus ingat juga kalau saya juga pernah lihat cewek2 ber-rok pendek dan baju mini kelakuannya eror. Lebih banyak malahan, dan kadang malah tak malu secara terang-terangan. Makanya jadi tidak adil kalau menepuk rata semuanya hanya berdasarkan dari penampilan, walaupun penampilan punya pengaruh dalam penilaian orang lain. Betul nggak mba.. ^-*
Intinya, semoga kita semua diberi kesabaran dalam menjalankan pilihan kita masing-masing. Kalau saya, masih belum kepikiran mencoba cadar, tapi saya sangat menghargai kalau ada orang yang saya kenal menggunakan cadar. Selama dia baik, sopan, why not? Kadang sebel juga sih dengar komen orang yang bilang seperti yg mba sebutkan di atas. Yg denger aja sebel, apalagi yg menjalani, ya mba? Ujian kesabaran.
Peluk sayang dari jauh ;*