YA ALLAH, SEMOGA DIA JODOHKU


Judul : Ya Allah, Semoga Dia Jodohku
Penulis : 1. Enno El-Khairity
4. Liz Kadarsyah
2. Maya Agustiana 3. Izdihar Qolbuny
Penerbit : PT Elex Media Komputindo
5. Ulayya Khairunnisa 6. Hayati 7. Rina Himawan
Isbn : 978-602-02-2527-2
Kompas Gramedia Tahun Terbit : 2013
Tebal : 263 halaman

Isi Yang Menarik
Pada kisah ke-6, yang berjudul Siapakah Jodohku, diceritakan tentang sesuatu yang sedikit menyalahi adat, yaitu tentang seorang ustazah yang mengisahkan kenakalan anaknya senndiri. Pada umumnya public figure seperti ustaz/ustazah pantang menceritakan aib keluarganya. Keberanian penulis mengungkap fenomena controversial ini sungguh sangat saya acungi jempol.

Juga pada kisah ke-10, Sautan Penantian.
Kisah ini menggambarkan tentang seseorang yang berpetualang mencari agama. Dialognya teratur, Ceritanya mengalir mulus, menunjukkan pengarangnya mempunyai wawasan yang luas baik secara geografis, historis, budaya dan bahasa, termasuk bahasa asing (Inggris).

Bahasa
Ada beberapa penulisan yang kurang tepat, pada penggunaan kata bahasa Arab, seperti Umi yang dimaksudkan berarti ibuku, harusnya ditulis Ummi. Juga pada kata amin, yang dimaksudkan, ya Allaah, kabulkan doa kami. Seandainya penulisannya amin, itu berarti aman. Jadi penulisan seharusnya ada;ah aamiin.

Ada juga penggunaan kata yang kurang pas, pada kisah ke-4, Jodoh untuk Sahabatku. Di situ tertulis “Semua terkekeh melihat tingkah laku kami yang serba salah tingkah. Lebih baik ditulis “Semua terkekeh melihat tingkah laku kami yang serba salah” atau bisa juga “…yang salah tingkah”.

Kelemahan
Pada kisah ke-1, Ya Allaah, Siapakah Jodohku.
Pada alinea pertama tertulis “Bagiku dia sangat istimewa dan dia menjadi memori terindah dalam hidupku. Sedangkan pada alinea ketiga, Aku mengenalmu hanya dengan namamu yang harum pada tiap kajian Islam, dan semoga harum namamu sampai pada mahligaiku”
Di sini ada ketidakkonsistenan POV.

Juga pada kisah ke-10, Sautan Penantian. Pada endingnya tertulis pernikahan dilakukan pada 10 Desember 2017. Jelas ini bukan salah ketik, tapi memang dibuat futuristik. Terkesan dipaksakan.
Pada kisah ke-6, Siapakah Jodohku, ada juga ketidaksesuaian waktu. Disitu tertulis, pernikahan Nadiim dan Shahlah tanggal 14 Februari. Namun pada alinea selanjutnya, tanggal 13 Februari Shahlah sudah sah menjadi istri Nadiim

Ada lagi kisah yang terkesan mengambang tanpa ending yang jelas, yaitu pada kisah ke-9, Sepasang Sepatu Bayi.
Ada juga yang terkesan tidak konsisten mengenai teks yang dicetak miring. Pembaca sedikit dibuat bingung, apakah cetak miring itu gumaman, inti paragraph, atau kisah masa lalu, seperti pada kisah ke-8 Bertabur Kenangan.

Kesimpulan
Secara keseluruhan, kumpulan cerpen ini cukup menarik dan pantas dijadikan bacaan ringan, dan selingan saat mengisi waktu senggang. Isinya cukup inspiratif, bahasanya mudah dimengerti, dan kisah-kisahnyapun wajar, seperti yang sering kita alami dalam kehidupan sehari-hari.

Cianjur, 24 April 2016
Ida Ah Fauzi Cianjur

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "YA ALLAH, SEMOGA DIA JODOHKU"

Post a Comment

Tinggalkan jejakmu di sini :)
Maaf, mohon tidak meninggalkan link hidup di kolom komentar. Thanks.