Memaknai Puasa Agar Sehat Jasmani dan Rohani




Alhamdulillah,ini hari ketiga kita berpuasa di bulan yang penuh berkah. Bulan yang diwajibkan menahan diri nafsu syarab dan syahwat.

Jika Allah mewajibkan suatu perkara, pasti di dalamya terdapat banyak kemashalatan. Salah satunya, yang tercantum di dalam Al-Qur’an pada surah Al-Baqarah : 183


يَـــــۤأَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَـــتَّــــقُونَ

 “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”

Menjadi pribadi taqwa adalah sesuatu cita-cita yang luhur dan di dalamnya tersimpan sejuta kekuatan yang selalu mendorong semangat kita menjadi hamba yang bersyukur, semangat menjadi insane yang memberi manfaat bagi orang lain, dan perisai dari berbagai godaan yang melenakan dan memiliki jasmani yang tangguh.

Lalu bagaimanakah supaya menjadi pribadi yang taqwa? Alhamdulillah, sekarang begitu mudah untuk kita mencari berbagai informasi, maka gunakanlah kemudahan semua itu untuk mencari informasi agar menjadi pribadi yang taqwa.

Lalu bagaimana dengan diri ini?
Tak ada yang kulakukan selain merenung, mendaur ulang niat tujuan, mengenali diri dan mengelola kemampuan yang ada.

Merenung merupakan amalan orang-orang shaleh terdahulu, yang mulai tertinggalkan oleh generasi sekarang, termasuk diri pribadi.

Kita sering menggunakan waktu luang, hanya dengan bersosmed ria sehingga meninggalkan kegiatan ini. Merenung, memikirkan sejenak asal muasal kejadian. Berapa banyak peristiwa yang kita lihat dan alami. Berapa banyak yang telah meninggalkan kita dan tak ada kabar lagi. Merenung adalah ‘nutrisi yang penuh gizi’  untuk rohani kita.

     Mendaur ulang niat tujuan hidup. Aku hidup dari mana dan mau ke mana. Betapa pertanyaan seperti ini sering terlupakan. Terlena oleh berbagai godaan yang melenakan dan tak berujung. Hari demi hari berganti bulan dan berganti tahun. Aku merasa, semakin mencemaskan kehidupanku. Betapa telah terjauh dari cita-cita awalku.

     Sayyidahqurani, blog pertamaku. Memang membuat blog hanya sekadar menuntaskan keingin tahuan, sehingga tak punya perencanaan yang matang. Akhirnya kebingungan saat harus mengisi apa nama blog tersebut.

Sayyidahqurani, itulah muncul setelah kebingungan. Nama itu muncul setelah mengingat apa keinginanku. Aku ingin menjadi pribadi qurani selama meniti perjalanan yang panjang. Aku ingin perhatianku hanya tertuju pada mempelajari dan mengamalkan ayat-ayat Allah dan mati membawa ayat-ayat Allah.

Sekarang cita-cita perjalanan itu telah berbelok-belok dan tak tau mengarah entah ke mana.
Ya, kuharap, bulan Ramadhan ini kesempatan bukan untuk mendaur ulang dan kembali menata ke cita-cita awal.
      
Mengenali diri dan mengelola kemampuan yang ada. Dengan mengenali diri terlebih dahulu, aku berharap bisa mengatasi perbuatan-perbuatan buruk dan mengelola kemampuan yang ada untuk mencapai cita-cita awal, menjadi pribadi yang taqwa dan memiliki jasmani yangs ehat.

Berikut beberapa niat untuk diri pribadi dengan melihat kebiasaan buruk dan kemampuan yang ada.

1.      Mengurangi kumpul-kumpul.
Aku salah satu emak-emak yang tak bisa menahan mulut kalau sudah bertemu dengan sesama perempuan. Cerocos sana sini, yang akhirya kadang tak lepas dari ghibah. Astaghfirullah.

Ya, semoga di bulan Ramadhan ini, aku bisa membatasi diri dan waktu dalam bergaul, semoga terselamat dari penyakit ghibah.

2.      Menjaga pandangan mata.
Menjaga mata sama sulitnya dengan menjaga lidah. Di rumah, Alhamdulillah ga ada tv, jadi mata sedikit aman. Tapi, kadang lirik You tube. Hadduuh.. Mungkin, sudah usia emak-emak begini, ga kaya remaja ababil, kalau lihat cowok tampan, langsung histeris.

Bagaimanapun pandangan itu diibaratkan cabe. Sengaja ga sengaja, kalau ke makan, ya tetap berasa pedas. Begitu juga kelihat lawan jenis atau benda-benda waah (apalagi, bentar lagi lebaran ya? masih jauh. lihat baju keren, langsung ngiler.. puasa.. puasa..)

Pastinya, berasa atau tidak berasa, menjaga pandangan dari memandang lawan jenis bukan muhrim diwajibkan kepada kita. Untuk dalilnya, banyak-banyak ngaji, ya, entar kebaca..

3.      Menahan Amarah.
Perut lapar kadang memicu emosi, di tambah kadang situasi yang membuat darah mendidih. Yang lebih memprihatinkan, kadang kebiasaan itu terlampiaskan kepada anak-anak. Kasehan mereka.

Semoga bulan ini, bisa memperbanyak mengingat Allah dan membiasakan lidah banyak berzikir. Semoga dengan mengingat Allah dan berdzikir bisa mengontrol emosi dan menenangkan pikiran.

4.      Membatasi hasrat makan dan minum.
Percayakah, kalau sebenarnya di bulan puasa nafsu kita semakin besar? Lihat buah, pingin buah untuk saat buka puasa.  Lihat pisang, bikin kolak. Lihat sirup, pingin beli. Lihat agar-agar, pingin bikin pudding. Lihat kue-kue yang berjejer di pinggir jalan, bingung mau pilih yang mana.

Padahal sebelumnya, saat tidak puasa, pemandangan-pemandangan seperti itu adalah hal biasa. Jangankan pingin beli, melirik pun kadang enggak. Di sinilah nampak sebenarnya, selama berpuasa, nafsu kita justru membesar. Namun, Allah telah kasih kita akal untuk berpikir dan iman untuk mengendalikan.

Kalau kita berpikir ulang, perut kita yang kecil tidak cukup untuk menampung semua segala keinginan. Di sinilah, kita dituntut untuk mengelola, dan mengambil hanya sekadar keperluan bukan kemauan.

Iman dan kesadaranlah, benteng semua itu. Kita harus membatasi segala hasrat kita,  jangan sampai kita kalah pada saat buka puasa.

Satu hal lagi, yang harus kita ingat; makan kekenyangan sangat berbahaya bagi kesehatan, sekaligus keimanan.

5.      Sedikit tapi istqamah.

Ini hanya khusus untuk diri pribadi, yang kebetulan mempunyai jasmani yang lemah. Kadang, pada awal-awal puasa, kita pasang target tarawih satu juz malam, tilawah sekian juz. Silahkan, akan tetapi, jika tidak sesuai kemampuan kita, besar kemungkinan kita tidak sampai ketujuan. Baru hari 15 sudah kao. 

Misalnya: seorang anak diminta membawa gula 20 kilo. Pada awalnya, mungkin mereka bisa, tapi karena tidak sesuai kapasitas kemampuan mereka, maka besar kemungkinan tidak sampai ketujuan

Begitulah juga dengan pribadi. Beberapa tahun sebelumnya, selalu pasang tarawih 1 juz permalam. Aku berusaha mengkondisikan, agar aku bisa. Kadang dengan tidur sebentar setelah shalat Isya, atau cara apa pun. Tapi, karena memang tubuhku lemah, aku merasa kelelahan sekali.

Untuk tahun ini, semangat itu memang ada, tapi aku harus mengukur diri, agar sampai ke tujuan.

Malam pertama, ku coba shalat tarawih, dengan satu halaman satu rakaat. Ternyata, subhanallah, kemampuanku semakin menurun drastis. Tilawah satu halaman dalam satu rakaat saja, butuh perjuangan. Aku tak punya tenaga untuk membuka suara. Ya, Allah, segitu lemahkah kondisiku, sampai tilawah pun sulit mengangkat suara pada posisi berdiri.
Inilah kondisiku sekarang. Dengan mengetahui kondisi sekarang ini, masih dengan semangat yang tinggi, terpaksa tarawihnya tidak sampai satu juz, tapi akan dilanjutkan setelah tilawah setelah shalat menyelesaikan satu juz.

Seperti apa pun kondisinya, yang penting bagaimana aku bisa menaruh perhatian untuk tilawah. Melihat kondisiku sekarang, sepertinya  menyicil jalan lebih aman untuk kesehatanku. Satu kali duduk, cuma 5 lembar. Namun, selama aku bisa menaruh perhatian, insya Allah bisa meraup tilawah yang cukup memuaskan. 1 x duduk= 5 lembar. 6x duduk x 5 lembar= 3juz. Alhamdulillah. aaminn.

Ini hanya gambaran, untuk mereka yang seperti aku mempunyai kondisi tubuh yang lemah. Yang penting bagaimana perhatian kita, terhadap tilawah. Dan satu hal lagi, perhatikan asupan gizi, semoga tetap bisa puasa dan tilawah sampai akhir Ramadhan dan meneruskan perjalanan ke bulan-bulan dengan tetap semangat Ramadhan.  

Bagi yang mempunyai tubuh dan semangat yang kuat, silahkan pasang target berbuat kebajikan sebanyak-banyak. Semoga tetap istiqamah. Dan doakan aku, semoga berkat Ramadhan kesehatanku membaik.

6.      Berdoa banyak-banyak.
Di bulan ramadhan ini, banyak moment-moment waktu doa dikabulkan. Seperti tahajud, saat sahur, saat menjelang buka puasa. Khusunya emak-emak, kadang-kadang terlalu sibuk, nyiapin sahur atau buka puasa, hingga lupa memanfaatkan moment ini.

Mudahan selalu bisa memanfaat setiap waktu diijabah. Mengahatur panjat cita-cita yang mulia kepada Allah.

Cuma segini resolusi aku Ramadhan tahun ini. Mudahan bisa tilawah sebanyak-banyaknya, semoga beberapa hari ke depan kondisiku makin membaik dan kuat, setidaknya bisa angkat suara ketika baca surah di waktu shalat, memiliki perisai semakin kuat, Allah ampuni dosa-dosaku dan sekeluarga, rahmat Allah selalu bercucuran, dan mampu meneruskan perjuangan Ramadhan ke bulan-bulan berikut, Allah istiqamahkan dalam Islam dan mati dalam keadaan membawa iman dan Islam.

Yuk sama-sama berdoa, semoga Ramadhan kali ini membentuk kita menjadikan kita sehat rohani dan jasmani..  

Subscribe to receive free email updates:

12 Responses to "Memaknai Puasa Agar Sehat Jasmani dan Rohani"

  1. Di bulan yang suci ini banyak sekali pantangannya oleh sebab itu kita sebagai umat muslim harus bisa menjaga amarah dan hawa nafsu ketika di bulan puasa supaya pahalanya makin bertambah, betul tidak? :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. :)

      terima kasih, atas kunjungannya, Wida Zee

      Delete
  2. Kadang kita tak sengaja marah karena keadaan yang tidak menentu,

    ReplyDelete
    Replies
    1. tak ada kemarahan tanpa sebab, pasti ada situasi yang memancing emosi, ditambah lagi kondisi kita kurang baik, sehingga tak mampu mengenadilkand iri.. semoga di bulan ini, kita bisa mengendalikan diri.

      Delete
  3. wah bener banget mbak rugi banget kalo kita cuma dapat lapar dan dahaga sedihh.... mari terus berjuang semoga Allah menjaganya aaminn....

    ReplyDelete
  4. Semoga ramadhan tahun ini kita bisa lebih baik, dan tentunya kita berharap dapat dipertemukan dengan ramadhan tahun mendatang :-)

    ReplyDelete
  5. Manfaat sekali ini mba'. Makasih ya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mudahan bisa amalkan dan istiqamah.. terima kasih, Cholil Smart.

      Delete
  6. puasa kalau dijalankan dengan benar malah menyehatkan tubuh

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, Mbak. pasti itu.. semoga kita menjalankannya dengan baik dan khusyu..

      terima kasih, Mbak, atas kunjungannya.

      Delete

Tinggalkan jejakmu di sini :)
Maaf, mohon tidak meninggalkan link hidup di kolom komentar. Thanks.