foto dari sini
“Alif, laam, raa. Ini adalah ayat-ayat kitab (Al
Quran) yang nyata (dari Allah).” (Q.s. Yusuf : 1)
Alif, laam, raa.
Di dalam tafsir Al-Azhar, Umar bin Khattab, Utsman bin
Affan dan Abdullah bin Mas’ud, mereka berkata, “Di dalam Al-Qur’an kita tidak
mendapat huruf-huruf, melainkan di pangkal beberapa surat, dan tidak tahu apa
yang dikehendaki Allah dengan dia (huruf-huruf tersebut.)”
Maksudnya: kita tidak tahu pasti yang sesungguhnya, apa maksud di balik huruf-huruf pangkal surat tersebut. Hanya Allah lah yang tahu, maksud yang sebenarnya.
Akan tetapi, banyak juga ahli-ahli tafsir yang
tertarik membuat pengertian sendiri tentang rahasia-rahasia huruf tersebut.
Seperti Ibnu Abbas, beliau menafsirkan Alif,
laam, raa adalah
أَنَا
اللهُ أَرَى
Artinya: Aku Allah, Aku Melihat.
Allahu a’lam.
Di dalam Al-Qur’an ada 5 surat yang diawali dengan ‘Alif,
laam, raa’. 4 surat dengan mengambil nama-nama Rasul : surat Yunus, Surah
Hud, surat Yusuf, dan surat Ibrahim. Satu suratnya, yaitu surat Al-Hijr –
artinya batu besar.
‘Ini adalah ayat-ayat kitab (Al Quran) yang nyata
(dari Allah).” (ujung ayat 1)
Dari nama surat-surat yang diawali alif lam ra, dapatlah
kita menduga surat-surat tersebut berisi tentang kisah-kisah para nabi. Baik
berupa lika-liku kehidupannya seperti Yusuf, tentang da’wah dan pembangkangan
kaumnya dan kadang juga dilengkapi dengan pelajaran-pelajaran lain.
Dan Al-Hijr yang artinya batu besar pun, juga berupa
kisah sejarah. Batu besar atau batu gunung, menceritakan kaum Tsamud yang
mempunyai keahlian memahat batu-batu atau gunung-gunung menjadi rumah-rumah
yang indah, sayangnya, kelebihan yang Allah berikan tidak membuat mereka beriman
kepada seruan Nabi Shalih.
Sedangkan dari nama surat Yusuf, kita sudah bisa menduga, bahwa
surat ini menggambarkan secara singkat tentang kehidupan Yusuf yang langsung
dari Allah, melalui perantara Jibril disampaikan kepada Rasulullah.
2. Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al Quran
dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya.”
Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al Quran dengan berbahasa Arab
Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al Quran dengan berbahasa Arab
Al-Qur’an diturunkan dengan bahasa Arab. Qur’anan
‘arabiyyan artinya bacaan/kitab untuk dibaca dalam bahasa Arab. Jika seandainya
Al-Qur’an diterjemahkan ke suatu bahasa lalu disalin, maka bukanlah lagi
Al-Qur’an. Karena Al-Qur’an adalah kitab yang dibaca dalam bahasa Arab.
‘Agar kamu memahaminya’ (ujung ayat 2)
Mungkin kita bertanya, bagaimana kita bisa memahaminya
kalau kita tidak mengerti bahasa tersebut? Khususnya kita orang Indonesia
berbahasia Indonesia.
‘Agar kamu memahaminya’ di balik kalimat ini,
tersimpan dorongan dan motivasi yang sangat luas dan sangat mulia.
Supaya kita belajar bahasa Arab, tafisr Al-Qur'an, Asbabun nuzul dan segala ilmu yang berhubungan dengan Al-Qur'an (termasuk sirah nabawiyah) kita memahaminya.
Supaya kita ‘melingkungkan Islam dan Al-Qur'an’ agar kita memahaminya. Kitab Al-Qur’an bukan hanya untuk dibaca, tetapi juga dipelajari dan menjadikan seluruh hidup kita bersandar kepada Al-Qur’an, agar kita paham apa-apa yang Allah wahyukan untuk kita.
Supaya kita ‘melingkungkan Islam dan Al-Qur'an’ agar kita memahaminya. Kitab Al-Qur’an bukan hanya untuk dibaca, tetapi juga dipelajari dan menjadikan seluruh hidup kita bersandar kepada Al-Qur’an, agar kita paham apa-apa yang Allah wahyukan untuk kita.
Ketidakpahaman bukan hanya karena beda bahasa, bahkan
satu bahasa pun, jika kita jauh dari lingkungan tersebut, maka besar kemungkinan
kita tidak bisa memahami.
Misalnya, kita bicara dunia bloger kepada seorang
petani yang jauh dari koneksi internit. Bagaimana mungkin dia paham? Apalagi
kalau kita sampaikan kode-kode html, berbuih pun mulut kita, mereka tidak akan
paham.
Kita yang jauh dari dunia sastra, ketika membaca
sastra, walaupun bahasa Indonesia, kita akan tetap kesulitan memahaminya.
Orang Arab yang berbahasa Arab pun, bila mereka tidak
amalkan Islam, mereka tidak akan paham maksud Al-Qur’an.
Subhanallah, betapa luas dan dalamnya Al-Qur’an. Untuk
memahami Al-Qur’an, kita tidak hanya bisa dengan membaca, lalu bersosmed ria.
Setidaknya aturlah waktu kita, untuk membaca dengan
betul dan mempelajari Al-Qur’an, lalu amalkan. Agar kita bisa paham. Agar kita bisa
merasakan keluasan dan kedalam Al-Qur’an.
Bersosmed ria? Berikan sisa waktu. Jangan Al-Qur’an
yang diberikan sisa waktu.
*ayat-ayat Al-Qur'an diambil dari dudung.net
referensi bacaan : Tafsir Al-Azhar.
Alhamdulillaah..., saya ngaji melalui tulisan ini :)
ReplyDeleteBetapa penting untuk terus menambah ilmu ya, Mbak, termasuk dalam memahami al-Qur'an.
Iya, Pak. Terima kasih, Pak atas kunjungannya :)
DeleteSubhanallah.. Indahnya isi kandungan al-Qur'an ya, mbak :')
ReplyDeleteMudahan kita bisa memetik keindahan-keindahan di dalamnya :)
Deletemempelajari, mengamalkan dan membagikannya. :)
ReplyDeleteSuka mbak dengan tema yang begini, supaya lebih bisa memahami Al-Qur'an, kadang baca terjemahannya aja masih suka bingung maksudnya, memang harusnya belajar bahasa Arab ya supaya kalau baca Al-Qur'an bisa mendalami maknanya
ReplyDeleteIya, kita tak bisa mengandalkan terjemahannya saja untuk memahami Al-Qur'an. bahasa Arab, mungkin juga tidak dikatakan wajib tapi dengan adanya mengerti bahasa Arab, sedikit-sedikit kita bisa mengerti. masih banyak ilmu yang kita pelajari untuk memahami Al-Qur'an, diantara tafsir, asbaun nuzul, dan ilmu Islam lainnya.
ReplyDeletedan hal yang terpenting adalah kita berusaha mempelajari dan mengamalkan, insya Allah, Allah beri kepahaman.
Saya mulai baca lagi terjemahan Al-Qur'an dan sulit juga menerjemahkannya sama pikiran sendiri, takut salah hiks
ReplyDeleteIya, kita tak bisa mengambil kesimpulan hanya mengambil terjemahan.. selain itu, harus didukung ilmu-ilmu Islam lainnya, terutama yang berhubungan dengan Al-Qur'an, seperti tafsirAl-Qur'an..
Deletesetuju mbak, sebagai muslim harus mau belajar memahami al Qur'an :)
ReplyDelete