Asmara Sakinah


Asmara Sakinah.
Oleh: Anggarani Ahliah Citra.


Asmara, manis tingkah penuh pesona. Menabur asa di usia yang tak lagi muda, janji itu berhasil terbukti.

"Assalamualaikum, Cantik."

Rona wajah ini tak sanggup menandingi segarnya sekuntum  mawar yang diberikan pagi ini.
Kujawab salam dengan lesung yang semakin jelas di wajah.

"Nasi goreng sea food special untuk wanita tercantik di dunia."


Wadah keramik buah tangan dari Negeri Kincir Angin favoritku menaburkan aroma mengundang selera. Jemari kekar itu bergerak perlahan menawarkan kelezatan dalam sendok yang di genggamnya. Namun, entah mengapa aroma itu tiba-tiba menyesakkan, otak mengirim sinyal penolakan pada indra pengecap, perut merespon dengan sigap mengeluarkan segala isinya.

"Astaghfirullah, kau baik-baik saja? Minumlah dulu."

Segelas cairan hangat coklat bening bercampur gula berhasil membuatku sedikit lega. Tapi itu pun tidak berlangsung lama, perut ini kembali menolaknya.

"Sabar ya, Umi. Istirahat, ga usah mikirin yang lain."

Telapak tangan kasar itu menghapus butiran-butiran kecil di keningku. Kehangatannya menjalar hingga ke telapak kaki ini. Jika ada yang pantas disebut bahagia, maka bersamamu itulah makna.

Garis-garis tipis terlukis di bagian atas dagu yang penuh dengan lebatnya sunnah. Kini, kau lebih banyak menemaniku di rumah, bukan berarti melepaskan tanggungan keluarga. Usaha yang kau rintis dari awal tak segan kau serahkan pada orang kepercayaanmu jika kondisiku sedang seperti ini. Mengurus rumah dan juga buah hati kita lainnya.

"Sebentar yah, akan kuambilkan vitamin untukmu."

Dirinya kembali membawa sesuatu dari lemari pengawet makanan. Sebuah toples kecil berisi cairan berwarna orange kemerahan menggugah selera, butir-butiran kecil yang berasal dari sumber rasa pedas itu seakan memanggil-manggilku, daging-daging asam yang telah terendam selama satu hari itu membangkitkan energiku. Dirinya benar-benar tahu seleraku.

"Sabar yah. Aku akan tetap menemanimu."

Kesabaran dan perhatiannya tak pernah berubah, membuatku semakin merasakan cinta. Terutama saat-saat seperti ini, tiga bulan awal kehamilan anak kami untuk yang ke sembilan kalinya.  :a:





Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Asmara Sakinah"

Post a Comment

Tinggalkan jejakmu di sini :)
Maaf, mohon tidak meninggalkan link hidup di kolom komentar. Thanks.